Ibu dan Dua Putrinya Jadi Korban Pelecehan Pengurus Yayasan

By nova.id, Jumat, 19 April 2013 | 06:41 WIB
Ibu dan Dua Putrinya Jadi Korban Pelecehan Pengurus Yayasan (nova.id)

Ibu dan Dua Putrinya Jadi Korban Pelecehan Pengurus Yayasan (nova.id)

"Ilustrasi "

Kasus pelecehan seksual kian marak saja.  Kali ini pelakunya soramg pemuka agama yang sehari-hari membawahi panti asuhan. Tragisnya, tiga korban pelecehan pria ini masih satu keluarga. 

Kisah ini bermula ketika MR melamar kerja sebagai pengurus rumah tangga di kediaman DP dan PY, pemuka agama yang juga mengurus panti YKOT di Jakarta Selatan. MR pun diterima.

 "Mengingat status ekonomi yang kurang beruntung, MR meminta izin agar 5 anaknya boleh ikut tinggal di yayasan tersebut dan permintaan itu dikabulkan," ungkap Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Jumat (19/4).

Saat  ikut dengan DP dan PY, MR sempat diminta untuk melayani hasrat seksualnya. "Menurut pengakuan pelapor, kejadian itu berlangsung sekitar Januari dan Februari," tambah Rikwanto. 

Korban sebenarnya sempat menolak, namun pemuka agama tersebut mengancam, jika korban tidak mau maka anaknya akan menjadi pelampiasan. MR langsung memikirkan nasib anak-anak perempuannya, yakni D dan  W yang berusia 13 hingga 16 tahun. "Akhirnya, MR mau melayani permintaan DP dan PY." 

Namun ternyata, anak-anak itu juga terkena kekerasan seksual. D dan W sempat disuruh DP dan PY memegang-megang alat kelaminnya dan melakukan oral seks.  

Setelah tahu anaknya juga jadi korban kebejatan orang yang selama ini dihormati, MR akhirnya memilih untuk keluar dari pekerjaan. Takut aibnya terbongkar, dua pengurus yayasan ini malah mengancam jika MR ke luar, maka ia wajib mengembalikan uang ganti rugi Rp 30 juta.

MR tentu sangat bingung menghadapi masalah ini. Lantaran sudah tak tahan,  MR akhirnya nekat keluar kerja dan mengadu pada Tony Foo salah satu pengurus yayasan juga salah satu penyandang dana di panti asuhan tersebut.

"Oleh yang bersangkutan disarankan melapor ke Polda Metro Jaya. Dan pada tanggal 19 April 2013 MR melapor ke Renakta PMJ," ungkap Rikwanto.  Tony meyakinkan MR harus melapor karena dirinya juga pernah mendengar keluhan serupa dari beberapa anak perempuan panti.

Rupanya bukan hanya Tak MR dan dua anak gadisnya, ada korban lain penghuni panti yang nasibnya lebih tragis. Gadis belasan tahun berinisial CR ini pernah diperkosa oleh DP dan PY. 

"Saat ini visum terhadap korban sudah dilakukan. Tinggal mencari bukti-bukti seperti keterangan dua orang saksi. Petugas juga akan  memanggil Tony segera karena secara pria ini pernah berceria ada saksi korban lain," tandas Rikwanto.

Laili