Kisah Panji di Taman Bunga Keong Emas

By nova.id, Jumat, 12 April 2013 | 11:30 WIB
Kisah Panji di Taman Bunga Keong Emas (nova.id)

Kisah Panji di Taman Bunga Keong Emas (nova.id)

"Foto:Henry "

Banyak tempat menarik untuk dikunjungi di area Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Baik museum, aneka taman, kawasan bermain, maupun berbagai anjungan dari provinsi di Tanah Air. Nah, salah satu tempat menarik itu adalah Taman Bunga Keong Emas (TBKE). Jadi, warga Jakarta yang tak ingin jauh-jauh untuk menikmati taman, TBKE bisa menjadi salah satu alternatif.

Begitu memasuki taman yang diresmikan mendiang Presiden Soeharto tanggal 20 April ini, suasana sejuk langsung terasa.  Mata disejukkan aneka ragam bunga yang dipadu dengan bangunan patung, kolam lengkap air mancurnya.  Sesuai namanya, TBKE didesain dengan spirit yang mengambil kisah legenda Keong Emas. Di sana, dibangun 7 patung yang menggambarkan adegan kisah Keong Emas itu.

Keong Emas merupakan "varian" dari lakon panji. Ini kisah yang berasal dari Jawa Klasik, yaitu era Kerajaan Daha. Kisah cinta sejati antara Panji Asmarabangun (Raden Inu Kertapati) dan Galuh Candrakirana (Dewi Sekartaji.)  Bukan semata kisah cinta, namun juga memadukan berbagai unsur kepahlawanan, ketabahan, tahan uji. 

 Kisah panji populer dan menyebar ke berbagai daerah seperti di Bali dan Kalimantan. Bahkan, juga berkembang sampai di Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina. Sebagai kisah yang kerap disampaikan secara lisan, lakon Panji memunculkan beragam versi. Kisah legenda yang mengacu pada lakon Panji antara lain Ande Ande Lumut, Kethek Ogleng, Timun Emas, dan Keong Emas.     

Begitu pula gambaran kisah yang divisualisasikan lewat 7 patung di TBKE itu juga menggambarkan kisah Keong Emas yang merujuk pada salah satu versi. Secara ringkas Keong Emas berkisah tentang perjalanan kasih Dewi Candrakirana dan Panji Asmarabangun. Namun, Putri Galuh kakak Candrakirana, justru memendam kedengkian. Putri Galuh malah menyuruh dukun untuk mengubah Putri Candra menjadi keong emas dan membuangnya ke laut.

 Selanjutnya, keong emas itu ditemukan dan dirawat Nenek Dadapan, yang dalam masyarakat Jawa kerap disebut Mbok Rondo Dadapan. Panji Asmarabangun berjuang untuk menemukan kembali kekasihnya. Ia mesti melewati segala rintang, menghadapi berbagai marabahaya, sampai akhirnya di ujung kisah, kembali bertemu sang pujaan.

 Patung-patung di TBKE menggambarkan sebagian kisah Keong Emas. Antara lain patung Panji Asmarabangun saat bermeditasi untuk mencari petunjuk keberadaan sang Dewi, patung Nenek Dadapan menemukan keong, perjalanan dan perjuangan Panji, sampai akhir bahagia pertemuan Panji dan Dewi. Keberadaan patung-patung itu dipadu dengan penataan taman yang indah. Jadi, selain menikmati keindahan suasana, pengunjung juga menikmati keindahan cinta Panji Asmarabangun - Dewi Candrakirana.

 Pengunjung memanfaatkan latar patung dan aneka taman untuk foto. Anda pun bisa memilih lokasi cantik untuk mengabadikan suasana. Taman seluas sekitar 7 hektar itu memang didesain dalam penataan yang menarik.  Bila letih berjalan, pengunjung bisa duduk-duduk di gazebo yang dibangun untuk tempat istirahat.  Semilir angindi antara kesejukan suasana taman bunga, mungkin bisa melepas penat Anda.

Henry