Obet mengisahkan, peristiwa mengenaskan itu terjadi Jumat (29/3) malam. Dari arah kebun, seorang pria yang belakangan diketahui bernama Is ( 40-an) menghampiri rumah kontrakan CD. Lalu, Is memanjat tembok dengan tangga. Lalu, ia masuk rumah dengan mencongkel jendela tak berteralis. Is masuk rumah sekitar pukul 01.00. Is mendapati guru SD itu tertidur pulas. Is segera mengambil laptop dan HP milik CD.
Namun, ketika melihat CD, "Pelaku malah ingin memerkosa CD. Setelah terbangun, CD sempat mengatakan, silakan ambil barang-barang saya, asalkan jangan rusak masa depan saya," papar Obet. "Intinya, CD dan pria itu sempat ngobrol. Namun, penjahat itu tidak mengindahkan tangisan CD. Pria bejat itu langsung memerkosa CD dan meninggalkan rumahnya itu sekitar satu jam kemudian," ujar Obet yang menerima laporan kejadian ini pukul 06.00.
Segera Obet mendatangi rumah kontrakan CD. Kala itu, CD hanya bisa menangis di rumah tetangganya. "Korban tampak syok banget. Saya dengar tangisannya tapi saya belum sempat ngobrol dengannya. Sampai sekarang pun CD masih belum diperiksa. Ia syok banget dan mengalami trauma. Makanya, setelah melakukan visum, CD tak mau lagi tinggal di rumah kontrakan. Ia masih ketakutan. Ia lebih merasa aman tinggal bersama keluarganya."
Pagi itu juga, warga segera lapor polisi. Petugas dengan anjing pelacak pun mampu mengendus persembunyian Is. Selasa (2/4) Is berhasil diringkus polisi. Is sempat dihadiahi tembakan oleh petugas karena ingin kabur. "Saya dan warga heran dengan keberanian Is menyatroni rumah kost CD. Meski bukan warga desa kami, Is tampak fasih mengetahui lokasi. Dia pilih rumah kontrakan paling pojok yang ada tangganya pula," kata Obet yang mengaku selama ini wilayahnya cukup aman dari tindak kriminal. "Nyaris tak pernah ada kejadian kriminal di daerah kami. Makanya setelah kasus ini, rencananya saya ingin mengajak warga rutin melakukan siskamling."
Henry