Apalagi saat di sidang, salah satu pelaku, Mario selalu mengelak disebut sebagai otak penculikan. "Kami beranggapan, apa yang selalu disangkal Mario di persidangan harus dicari bukti yang lebih kuat. Mario sang otak penculikan selalu ngeles. Bukti itu tentu dengan menagkap Mulyadi," tandas Kanit Subdit II Jatanras, Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Budi Hermanto, kepada tabloidnova.com, Kamis (4/4).
Budi yang memimpin langsung operasi perburuan komplotan penculik Willy tersebut menjelaskan keempat pelaku sudah menghabisi nyawa Willy sebelum berangkat ke Bandung. "Setelah korban tidak bernafas, mayat korban kemudian dibuang di pintu belakang (dekat kali) studio Indosiar Daan Mogot. Pilihan tempat itu karena selalu sepi ketika malam hari. Mereka sering lewat daerah itu ketika akan ke cafe di Tanjung Duren, Jakarta Barat."
Kejamnya aksi Mario Cs ini membuat polisi bertekad serius menuntaskan kasus ini. Penangkapan Mulyadi menjadi tugas yang belum diselesaikan. "Sebenarnya tidak sulit melacak keberadaan Mulyadi meski ia berada di luar negeri."
Kalau toh ada kendala, lanjut Budi, hanya soal prosedur kerjasama dengan kepolisian internasional dan pihak kepolisian setempat yang perlu izin saat melakukan penangkapan. .
Meski saat pelarian Mulyadi menyamar menjadi Biksu, tapi polisi masih tetap bisa mendeteksi. "Dia tidak mengubah penampilan tapi menyamar menjadi biksu dan dia memang beragama Budha," ujar Budi lagi.
Laili