Perjuangan Berat Little Merawat Bayi Prematur

By nova.id, Selasa, 2 April 2013 | 01:33 WIB
Perjuangan Berat Little Merawat Bayi Prematur (nova.id)

Perjuangan Berat Little Merawat Bayi Prematur (nova.id)

"Little, bayi, dan suaminya. "

Tak banyak yang tahu ketika Annie Lyttle (23) berbadan dua, bahkan ketika perempuan tersebut mengalami persalinan. Pada usia kehamilan 23 minggu, perut Lyttle hanya membuncit tak ubahnya hamil 4 bulan. Padahal janin dalam perutnya butuh ruang tiga kali lipat lebih besar untuk menyelesaikan penyempurnaan pembentukan mata, dan mengembangkan paru-paru untuk mendukung kehidupannya.

Pada saat scan di usia kehamilan 20 minggu, dokter menemukan leher rahim Lyttle yang terlampau pendek. Menurut dokter ini dapat meningkatkan risiko melahirkan dini. Dokter sempat menyarankan Lyttle untuk beristirahat total namun kemudian keputusan tersebut dicabut seminggu kemudian karena ada perbaikan dalam kehamilan Lyttle.

Dokter menyatakan jika Lyttle mengalami "kontraksi palsu".Sayangnya, beberapa hari setelah Lyttle diijinkan menjalani aktivitasnya kembali, air ketubannya pecah ketika sedang memenuhi undangan pernikahan seorang temannya.Lyttle pun dibawa ke Mercy Hospital, Australia dan melahirkan bayi prematur berusia 23 minggu.

"Awalnya, aku benar-benar ketakutan," ungkap Lyttle. Dan, setelah 118 hari dirawat, Senin (1/4) ini  bayi yang diberinama Fynn diperbolehkan pulang bersama kedua orangtuanya, Annie Lyttle dan Sean Spruhan.Ketakutan Lyttle ini terutama ketika dokter mengatakan peluang hidup anak lelakinya yang berusia 23 minggu ini hanya sekitar 20 hingga 30 persen saja.

Namun Lyttle optimis bayinya akan mampu melalui masa kritis, apalagi ketika mendengar sang bayi menjerit keras sesaat setelah dilahirkan. Hal itu sangat langka terjadi bagi bayi prematur berusia 23 minggu.Saat dilahirkan, Fynn tak ubahnya seperti boneka merah kecil dengan berat 723 gram. Ayahnya, Sean, mengatakan jika anak lelakinya itu hanya sebesar telapak tangannya. Namun dirinya mencoba mempertahankan persona positif selama cobaan ini dijalani. Sean hanya ingin mengatasi tekanan yang mungkin dirasakan Lyttle, istrinya.

"Itu adalah bagian yang tersulit (berpura-pura tak ada yang patut dikhawatirkan). Padahal jauh di dalam hati, aku sama khawatirnya dengan dia (Lyttle)," ungkap Sean.Kini, Sean dan Lyttle patut berbangga dan bahagia. Mereka dapat menggendong langsung bayinya, tanpa harus terhalang tabung inkubator. Kendati kini telah dapat pulang dan digendong langsung, bayi Fynn sempat mengalami sedikit kemunduran di sana sini.

"Tapi dia berjuang melaluinya. Aku benar-benar percaya dia adalah keajaiban!" ungkap Sean haru.Selama 118 hari, Sean dan Lyttle menanti beberapa minggu untuk mengetahui warna dan bentuk mata anak mereka.

Dokter sempat mengatakan jika Fynn menderita retinopati prematuritas yang artinya terdapat masalah penglihatan akibat pembuluh darah yang belum terbentuk dengan baik. Namun dokter membesarkan hati kedua pasangan muda ini jika sang bayi dapat memperbaiki dirinya sendiri. Merekapun berharap ini tidak akan mempengaruhi penglihatan bayi Fynn dalam jangka panjang.

Kini, bayi Fynn yang terlahir tak sampai satu kilogram itu sudah memiliki berat lebih dari 3 kilogram. Dan, Minggu  (31/3) malam, Sean serta Lyttle telah melakukan uji coba merawat bayi mereka. Kedua pasangan muda itu tengah berbahagia membawa pulang bayi ajaib mereka ke rumah.

Laili/ sumber : Herald Sun