Ditemui di kediaman rumahnya yang beralamat di Jalan Harun Raya, RT07/RW 08 No.56, sang ayah beserta keluarga yang berkumpul mulai menceritakan kenangan baik almarhum anak yang sangat disayanginya. "Iki itu anak bungsu yang mandiri, penurut, rajin sholat dan baiklah pokoknya anaknya, enggak macem-macam, malah berprestasi di bidang pencak silat,"ujarnya bangga kepada tabloidnova.com saat ditemui (1/4).
Tak ada firasat apapun yang dirasakan oleh kedua orang tua Iki yang dirasa menjadi pertanda akan ditinggalkan. Kedua Kakak Iki pun Arif dan Desi juga tidak merasakan ada perubahan atau firasat yang datang sebelum adik kesayangan pergi. "Seminggu sebelum peristiwa saya memang sempat mimpi dompet dan hape saya hilang itu dikantong, udah itu aja, semua enggak ada yang ngerasa, tapi dia katanya sempat pamitan sama temennya,"kata Mursyid.
Ditambahkan oleh sang kakak Desi, Iki sempat meminta salah satu temannya untuk merekam video dia sedang memperagakan silat. Video yang hanya berdurasi tak kurang dari 30 detik ini pun menjadi kenangan berharga bagi keluarganya.
"Padahal besok tanggal 14 April dia sudah mempersiapkan lomba festival pencak silat di Al-Azhar sama tanggal 24 di salah sebuah hotel. Dia itu paling unggul dan biasa yang memimpin, kalau acara palang pintuan dia juga pintar berpantun," kenang Desi sambil terisak.
Kini sudah tak ada lagi yang semangat untuk minta diantarkan setiap latihan silat setiap malam Kamis dan malam Sabtu. "Saya biasa siapin seragam silatnya, sudah enggak ada lagi yang biasa juga saya suapin, yang saya sayangi," tandas Desi.
Swita