Menurut riwayat sejarah, benteng ini semula bernama Benteng Ujung Pandang. Di masa penjajahan, Belanda berhasil menaklukkan rumah raja. Sultan Hasanuddin pun dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya yang salah satu isinya Kerajaan Gowa mesti menyerahkan benteng. Belanda membangun kembali beteng yang disesuaikan dengan arsitektur Belanda. Namanya pun diubah menjadi Fort Rotterdam.
Benteng ini juga menyimpan riwayat perjuangan Pangeran Diponegoro. Perang Jawa tahun 1825-1830 berakhir dengan kekalahan Diponegoro dan sang pahlawan pun dibuang ke Makassar. Nah, di dalam bangunan ini terdapat beberapa ruang tahanan, termasuk tahanan untuk Pangeran Diponegoro.
Selain menyaksikan bangunan bersejarah, pengunjung bisa menyaksikan sejarah kebudayaan Makassar dan daerah lain di Sulawesi Selatan. Di sana terdapat Museum La Galigo yang menyimpan ribuan koleksi benda bersejarah. La Galigo adalah nama yang sangat populer di masyarakat Sulsel. La Galigo adalah putra Sawerigading Opunna Ware, tokoh tenar dalam mitologi Bugis. Selanjutnya, La Galigo menjadi raja muda di Kerajaan Luwu.
La Galigo adalah karya sastra Bugis kuno yang ditulis abad 13. Ini menunjukkan betapa tinggi budaya warga. Bahkan, epos La Galigo disebut lebih akbar ketimbang Mahabharata dan Ramayana. La Galigo yang bercerita tentang sejarah dan budaya masyarakat Luwu (Bugis kuno), kabarnya terdiri dari 6.000 halaman. Lebih banyak ketimbang kitab mana pun. Begitu dahsyatnya La Galigo,Unesco menyebutnya sebagai Memory Of The World.
Nah, di Museum Galigo inilah tersimpan kekayaan masyarakat. Di sana terdiri dari beberapa ruang. Koleksi museum antara lain lukisan prasejarah, alat batu, koleksi arkeologi. Di bagian ruangan lain terdapat koleksi peninggalan kerajaan. Antara lain koleksi Kerajaan Luwu, Kerajaan Bone, dan Kerajaan Gowa.
Museum ini juga menyimpan beragam koleksi yang menunjukkan majunya pertanian warga. Tersimpan alat pertanian tradisional, alat pengolahan sagu. Ada pula alat tenun tradisional, pakaian adat suku di Sulsel.
Nah, kalau Anda mengunjungi Makassar, silakan mengunjungi Fort Rotterdam yang elok.
Henry