Berdayakan Dokter dan Pasien Lewat Dunia Digital

By nova.id, Rabu, 27 Maret 2013 | 02:06 WIB
Berdayakan Dokter dan Pasien Lewat Dunia Digital (nova.id)

Berdayakan Dokter dan Pasien Lewat Dunia Digital (nova.id)

"Ilustrasi "

Pentingnya keberadaan saluran komunikasi digital dalam menunjang aktivitas harian juga ternyata menjadi perhatian bagi para tenaga praktisi kesehatan. Bahkan kini tenaga praktisi kesehatan beralih ke konten digital untuk mencari informasi seputar diagnosa (53%) pengobatan (54%) dan kesehatan umum (67%). 

Hasil studi Edelman Indonesia, sebuah konsultasi komunikasi strategis terbesar di Indonesia yang diselenggarakan bersama Unit Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM menunjukkan bahwa 4 dari 5 dokter di Jakarta, dan 3 dari 4 dokter di Bandung, Surabaya , dan Medan menjadikan internet sebagai sumber informasi utama yang berhubungan dengan profesi mereka.

Menyadari pentingnya informasi yang tersedia secara online dalam membantu pasien membuat keputusan mengenai kesehatan mereka,38% dokter umum dan spesialis saat ini memilih untuk merekomendasikan sumber-sumber online untuk mendapatkan informasi tambahan. Sebaliknya, pemanfaatan medical representative oleh dokter terbatas pada informasi obat-obatan baru (64%). Selain terbatas pada informasi tersebut,medical representative dari perusahaan farmasi hanya menjadi sumber informasi untuk mengetahui tren diagnosa (4%), pengobatan baru (3%), dan kesehatan umum (4%).

Dalam rilis yang diterima tabloidnova.com, Intan Wibisono, Healthcare Manager di Edelman Indonesia mengungkapkan temuan akan rendahnya kesadaran dan pengetahuan akan Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) yang diperoleh di akhir tahun 2012. "Kami mengetahui bahwa saat ini Kementrian Kesehatan telah memiliki rencana untuk mensosialisasikan program SJSN yang akan dimulai sembilan bulan lagi secara mendalam. Temuan ini menunjukkan besarnya tugas pemerintah terkait sosialisasi SJSN, yang masih membutuhkan informasi terus menerus,baik melalui simposium,media cetak maupun online,"ungkapnya.

Bambang Chriswanto,Vice Chairman dan Head of Consulting di Edelman Indonesia menjelaskanperubahan terus menerus pada program SJSN 2014 yang dipublikasikan di berbagai media telah mengakibatkan terjadinya kerancuan dikalangan praktisi kesehatan."Dibutuhkan adanya aliran informasi positif yang berkelanjutan dalam upaya memperkuat optimisme dan meraih kepercayaan publik lebih besar,"jelasnya.

Ditambahkan oleh Stephen Lock,CEO Edelman Indonesia, bahwa dari temuan ini ada cerita mengenai negara dimana masyarakatnya bahkan para dokter menjadikan internet sebagai komponen yang sangat penting dalam pekerjaan mereka. "Di titik inilah saya merasa bahwa industri kesehatan dan farmasi di Indonesia sedikit tertinggal dibandingkan dengan sektor lainnya. Di satu sisi mereka memiliki standar kepatuhan yang tinggi namun pada kenyataannya tampak jelas bahwa baik dokter dan pasien sama-sama sudah tanggap teknologi sehingga bisamenjadi konsumen kesehatan yang melek informasi,"tambahnya.

Swita