Kepada media, Alicia mengaku telah menghabiskan 1,4 juta dolar untuk mengoperasi payudara, facelift juga operasi plastik memendekkan ibu jari.
Di luar semua pengeluaran yang telah dikucurkan, Alicia mengklaim dirinya kecanduan dengan operasi plastik. Bahkan dirinya sempat menjalani rehabilitasi atas kecanduannya ini. Selama ini, Alicia mengaku terobsesi untuk mendapatkan penampilan ala Barbie dengan menjalani operasi plastik. Kendati mengetahui operasi dapat berpotensi bahaya dan menyakitkan, Alicia rela menjalani operasi plastik karena yakin dirinya jelek.
Dan kini, Alicia menyadari dirinya menderita penyakit mental yang telah mendistorsi citra diri. Tak ingin tenggelam dalam penyakit mental ini, Alicia mencari dukungan dan menghubungi lembaga perlindungan untuk menjauhkan dirinya dari ahli bedah plastik yang tak bertanggung jawab. "Pernah suatu kali, aku bawa boneka Barbie dalam sebuah konsultasi medik dan menunjukkan pada dokter jika aku ingin terlihat seperti itu (Barbie). Namun tak seorang dokter pun mencoba menghentikan keinginanku. Menurutku, mereka hanya ingin menikmati uangku saja," ujarnya.
Perempuan yang memiliki nama asli Sarah Howes ini mengaku telah menjalani 71 kali operasi dengan pembiusan umum, termasuk juga 16 operasi plastik untuk menata payudaranya, 7 kali operasi plastik di hidung dan 3 kali facelifts (operasi plastik koreksi wajah). Selanjutnya, Alicia juga menjalani 260 kali operasi plastik untuk memperhalus hasil operasi plastiknya termasuk 12 operasi mengencangkan kerut di sekitar mata, operasi pengencangan pipi, dan mengganti implan payudara. Alicia memang telah menjalani operasi sejak usia 17 tahun dan pertama kali adalah mempermak payudaranya. Kemudian dirinya menjadi lebih terobsesi memermak bagian tubuhnya sehingga sempat suatu kali dirinya menjalani operasi memendekkan tulang rusuk demi mendapatkan postur yang lebih ramping.
Obsesi Alicia semakin menjadi-jadi akan operasi plastik. Demi mendapatkan penampilan sempurna hingga ke ujung kaki, Alicia rela memendekkan ibu jari kaki agar terlihat lebih sempurna ketika mengenakan sepatu berhak tinggi.
"Walaupun aku sudah menembus rekor (ratu bedah plastik) Cindy Jackson, aku tak ingin namaku tercatat di museum rekor Guinness Book Of Records. Aku pikir ini dapat menjadi sesuatu hal yang buruk dan aku tidak bangga pada diriku sendiri. Bagaimana jika putriku Georgia ingin operasi plastik juga? Aku pasti sangat bersedh jika itu terjadi," tekad Alicia.
Pasca melahirkan putri keduanya (Papaya ) tahun lalu, Alicia mendaftarkan diri ke klinik untuk konsultasi psikologis. Psikoterapis mengatakan padanya jika Alicia mengidap body dysmorphic dissorder (sebuah penyakit mental yang berkaitan dengan gangguan kecemasan dan obsessive compulsive dissorder). Konsultan psikologi tersebut juga mengatakan jika ini ada hubungannya dengan masa kecil Alicia yang suram.
Padahal, setelah menjalani banyak operasi plastik, Alicia mengaku sulit tersenyum bebas dan alami, serta sulit bernafas melalui hidung.
"Sekarang aku tahu, masalahnya bukan payudara atau hidungku, tapi bagaimana aku menerima diriku sendiri. Namun para dokter itu selalu mendorongku jika aku bisa bisa memperbaikinya (hidung dan dada)," ujar Alicia sedih mengingat seluruh pemborosan dan uang tak sedikit yang telah dikeluarkan.
Alicia kerap tertegun memandangi potret dirinya sebelum dioperasi. Kini, Alicia justru merasa penampilannya buruk. "Seandainya saja, para dokter itu menyarankanku untuk mencari pertolongan (psikoterapis). Aku telah menjalani operasi rekonstruksi tubuh dan wajah di dokter bedah plastik terbaik namun saat kulihat bayanganku di cermin yang kulihat hanya luka parut (scar)," sesal Alicia.
Laili/ sumber : DailyMail