Ariyon Tewas Justru Saat Melerai Pertengkaran Orangtuanya

By nova.id, Sabtu, 23 Maret 2013 | 05:40 WIB
Ariyon Tewas Justru Saat Melerai Pertengkaran Orangtuanya (nova.id)

Ariyon Tewas Justru Saat Melerai Pertengkaran Orangtuanya (nova.id)

"Ilustrasi "

Niatnya hendak melerai pertengkaran orangtuanya Ariyon (22) justru meregang nyawa dengan bersimbah darah. Tragisnya, justru ayahnya, Jumadi (65) pelakunya. Peristiwa ini terjadi  Jumat (8/3) lalu pukul 19.00 wib di rumah mereka. Jumadi (65) sang ayah mengaku kalap menusuk anaknya itu karena Ariyon ikut campur saat ia bercekcok dengan istrinya.

Yang lebih memilukan. penusukan itu terjadi di depan Marini (35), ibu kandung Ariyon.  " Kejadian itu berawal saat Jumadi bertengkar dengan istrinya di kediaman mereka di Km 20, RT 04, Desa Lubuk Napal, Kecamtan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi, " ujar Kanit Polsek Pauh, Bripka Palistin Maniuruk saat ditemui NOVA di runag kerjanya beberapa hari yang lalu.

Menurut Palistin, korban yang mendengar percekcokan antara kedua ortunya dari luar rumah.  "Langsung masuk ke dalam rumah bermaksud melerai dengan cara menendang bapaknya. Itu semua agar ibunya jangan terkena tusukan ayahnya. Tapi, tak tahunya Ariyon ternyata yang jadi sasaran amukan kemarahan Jumadi.  " Ayah korban langsung kalap melihat anaknya sok jadi jagoan melerai pertengkaran kedua ortunya. Dengan kalap Jumadi menusukan pisau yang ada digenggamannya ke arah anaknya."

Sejurus kemudian," korban jatuh bersimbah darah setelah terkenah tusukan yang berada dibawah rusuk sebelah kirinya. Lantas , korban meninggal beberapa jam kemudian akibat kehabisan darah." Usai menusuk anak kandungnya sendiri, pria paruh baya ini berusaha kabur namun berhasil diamankan petugas kepolisian malam itu juga. "Marini, istri Jumadi yang melihat langsung peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri,  tak percaya suaminya begitu tega membunuh anak ke empat dari enam orang anaknya itu langsung menjerit histeris melihat anaknya tersungkur dan menjerit minta tolong dengan warga sekitar."

Percekcokan  ini ditengarai karena Jumadi cemburu dengan istrinya sendiri. " orang banyak datang ke rumah mereka minta diurut dengan istrinya. Tapi, kalau Jumadi minta uang untuk beli rokok tak pernah dikasih Marini.  Sebenarnya sehari sebelum peristiwa mengenaskan itu terjadi, ada orang datang ke rumah mereka untuk minta dipijat. Sehari-hari pekerjaan Marini adalah sebagai tukang urut. Mungkin, Jumadi juga cemburu dengan istrinya karena istrinya sering didatangi pria. Tapi, memang sehari-hari itulah pekerjaan  Marini," jelas Palisti gamblang.

Sebelum peristiwa itu terjadi, kata Palisti, sudah satu minggu ini Jumadi pergi meninggalkan rumah mereka. Dihadapan petugas polisi yang memeriksanya, Jumadi mengaku awalnya dia berniat membunuh istrinya. Namun," karena anaknya ikut campur akhirnya dia tersulut emosi dan spontanitas langsung menusuk anaknya," urai Palisti lagi menjelaskan dari informasi yang didapat dari masyarakat, Jumadi ini orangnya pemalas kerja tapi selalu minta duit untuk beli rokok yang enak pada istrinya," kata Palistin mengaku pihak polisi sudah menyita tiga bilah pisau sebagai barang bukti. Setelah seminggu ditahan di Polsek Pauh, akhirnya Jumadi dititipkan di Polres Sarolangun, Jambi. " Kondisinya saat ini sehat walafiat. Cuma kalau diajak ngomong Jumadi kurang lancar menjawab. Saat ditanya juru periksa Jumadi mengakui penyesalannya," ujar Palisti yang akan menjerat Jumadi dengan jeratan hukuman pasal 44 ayat 3 UU RI No. 23 tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga yakni dijerat hukuman pidana maksimal 15 tahun.

Sayangnya, saat ditemui di Polres Sarolangun, Jumadi enggan untuk keluar dari tahanan. Rumah pasangan suami istri Jumadi dan Marini ini kosong tak berpenghuni.

Debbi Safinaz