Street Art Jadi Ajang Protes Kaum Muda

By nova.id, Kamis, 21 Maret 2013 | 05:17 WIB
Street Art Jadi Ajang Protes Kaum Muda (nova.id)

Street Art Jadi Ajang Protes Kaum Muda (nova.id)

"Pemenang Steet Art. Foto: Swita/NOVA "

Kompetisi desain street art yang di gagas oleh Google Indonesia dalam wadah Chrome Open Space tampaknya menjadi aksi pamer dan protes anak muda Indonesia. Banyak diantaranya menyampaikan uneg-uneg dan menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Salah satunya adalah Adi Setiawan, pemenang yang mendapatkan inspirasi untuk menciptakan desain yang berjudul  "Buanglah Koruptor ke tempat Sampah". Dengan menggambarkan sosok anak kecil yang merupakan generasi bangsa melawan kejahatan korupsi yang marak di Tanah Air.

Begitupula desain yang dibuat oleh Ricky Janitras yang akrab dipanggil Babay. Dengan keprihatinannya melihat tingkat polusi yang tinggi di Jakarta, ia memvisualiasiskan anak perempuan kecil yang memegang kuas dan mencat warna biru langit. "Saya rasa perjalanan desain ini tidak berhenti sampai terlukis di Kemang saja tapi menjadi PR untuk semua untuk membuat langit Jakarta kembali cerah dengan mengurani polusi," tandas  freelance salah satu art media di Jakarta.

Kristoforus Marvino atau Vino yang juga mengikuti kompetisi ini berhasil memenangkan dengan desain yang berjudul Sing In The Open Sky, punya  konsep lain. "Saya membawa keceriaan hidup anak-anak yang bisa bernyanyi di alam yang terbuka dan tentunya bahkan memang tak bisa lagi ditemui karena makin sempitnya ruang bermain untuk anak-anak sekarang ini" kritiknya.

Tak hanya ketiga pemenang ini yang punya kritik sosial, Rachel Dewi Savitri pun satu-satunya perempuan yang menjadi pemenang ikut menuangkan protesnya lewat street art. Berjuang, Anak Bangsa yang menjadi judul desainnya di inspirasi dari rasa nasionalismenya. Desain Rachel menggambarkan pentingnya pendidikan dan rasa cinta Tanah Air bagi anak-anak Indonesia sebagai senjata perjuangan untuk memajukan bangsa.

Swita