Setelah pihak sekolah diberi kabar, mereka sepakat untuk memberi keringanan pada Vira. "Guru dan kepala sekolahnya bilang, Vira boleh ujian susulan setelah sehat," ungkap Endang, ibunda Vira.
Gadis kecil yang bercita-cita meneruskan sekolah di sebuah SMK negeri di daerah Cilandak ini juga mengatakan hal tersebut tak mempermasalahkan.
"Tapi kalau saya pribadi, ini sangat mengganggu. Sementara waktu, kita terima saja. Mudah-mudahan prestasinya tidak terganggu," ungkap Istiadi, ayah Vira pasrah.
Pasca laporan yang sudah dilakukan Istiadi, polisi sudah mengambil peluru yang diangkat dari kaki Vira. "Mereka mengatakan, paling tidak 2 minggu atau 3 minggu untuk lab balistik," ujar Istiadi menirukan perkataan petugas.
Prosedur ini, masih menurut Istiadi, dirasa cukup lama. Karena merasa khawatir polisi kurang serius mengusut tertembaknya anak perempuan mereka, keluarga berembug dan memutuskan untuk melapor kembali ke Propam Polda Metro Jaya.
Masih mengenang kejadian malam itu, Vira mendengar dari teman-temannya jika setelah Avanza hitam itu datang dan membubarkan gerombolan balap liar. Avamza hitam itu sempat diteriakin oleh anak-anak motor "Polisi! Polisi!".
"Ada berapa orangnya, sih, tidak melihat pasti. Yang jelas mereka datang. Ada pria yang keluar berpakaian putih berjaket hitam lalu ada suara letusan 2 kali. Teman-teman lihat orang itu menembak ke bawah," ungkap Vira
Laili