Gelap Mata Karena Kartu Debit

By nova.id, Jumat, 8 Maret 2013 | 08:53 WIB
Gelap Mata Karena Kartu Debit (nova.id)

Gelap Mata Karena Kartu Debit (nova.id)

"Ilustrasi "

Hakim Larry Bourgeois dari Harrison County Circuit Court di  Gulfport, Missisipi, Amerika Serikat, mendesak para juri untuk tidak mempertimbangkan keringanan pada terdakwa pembunuhan Pamela Marlene Santiago, yang mayatnya ditemukan di hutan di Biloxi River Estates  di Gulfport pada 11 Oktober 2011 silam. Santiago (56), warga  Harmony Circle di Orange Grove  dipukuli dan dicekik putranya sendiri, Ryan Allen Abeyta, di rumahnya, saat sedang kursus online. Abeyta membunuh ibunya karena kesal dituduh terkait hilangnya kartu debit sang ibu.

Juri di pengadilan Harrison County mendengar dua hari kesaksian Abeyta termasuk pengakuan yang direkam. Setelah bermusyawarah selama 35 menit, Juri memutuskan  Abeyta bersalah!

Abeyta berdalih,  ia membunuh ibunya karena pengaruh narkoba dan alkohol. Namun asisten Jaksa, Scott Lusk menyanggah alibi Abeyta. Sanggahan jaksa ini membuat Abetya menangis di hadapan juri dan hakim. Ia bersumpah tak ingat saat melakukan perbuatan sadis itu.

Pemuda pengangguran itu  mengakui jika dirinya berhutang $ 50 pada penjaminnya berikut uang jaminan yang tertunda. Saat memintanya pada sang ibu, rupanya sang ibu menolak karena Abetya dituduh telah mengambil kartu debetnya. Abeyta kemudian keluar bersenng-senang di bar hingga mengabiskan  $ 70 yang dibebankan di kartu debit ibunya. Dirinya baru pulang dari bar dan telah mengonsumsi  3,5 gram kokain.

"Aku ingat malam itu aku duduk di kursi, di ruang tamu dan memakai 2 sampai 3 gram kokain. Aku juga berdiskusi dengan iblis di kepalaku untuk  membunuh ibuku. Tapi aku tak ingat sudah berjalan ke kantor (dan mencekik sang ibu) sama sekali," ungkap Abeyta.

Abeyta mengatakan ia ingat berdiri di depan ibunya dan meminta maaf. "Berikutnya aku sadar, ibuku sudah di lantai, tergeletak dan dia sudah mati. Aku hancur. Aku ingin mati saat itu," tuturnya di persidangan. Sesaat setelah membunuh ibunya, Abeyta  duduk sekitar 3 1/2 jam, menangis dan berdoa. Lalu Abeyta mencoba memanggil pengedar narkobanya. Selanjutnya, Abeyta ingin mati overdosis  dengan kokain dan minum 3 sampai 4 liter vodka sehari serta minum berbagai macam pil penengang. Abeyta kemudian menggunakan mobil ibunya untuk membawa jasad sang ibu ke di hutan di Biloxi River Estates dan dibuang. Beberapa saat kemudian, seorang pria yang tengah berjalan di tepi sungai menemukan jasad Santiago. Pria tersebut melihat sebuah lengan dan rambut mencuat di bawah lembaran merah. Dalam peradilan, Dr Paul McGarry, ahli patologi forensik mengatakan luka Santiago mengindikasikan jika wanita tersebut menerima pukulan 5 hingga 6 kali dan di kepala 3 hingga 4 kali. Ada beberapa luka memar yang menunjukkan luka defensif atau Santiago telah berusaha melawan. "Tulang rawan laringnya hancur dan dia meninggal karena tercekik. Korban meninggal dengan cara yang menyakitkan, lama dan penuh kekerasan," ungkap McGarry.Ketika pertama dibekuk polisi, Abeyta mengatakan jika ibunya dibunuh "gerombolan" orang di New Mexico dan dirinya datang setelah ibunya meninggal. Namun dirinya baru mengakui yang sebenarnya setelah dibekuk di Semmes, Alabama.Laili/ sumber : SunHerald