Akhir Bahagia Pemulung "Barhati Emas"

By nova.id, Selasa, 19 Februari 2013 | 04:30 WIB
Akhir Bahagia Pemulung Barhati Emas (nova.id)

Akhir Bahagia Pemulung Barhati Emas (nova.id)

"Mak Yati. Foto: Laili/NOVA "

Setelah secara resmi menyerahkan tiket kepulangan Mak Yati ke Pasuruan, Mensos RI Salim Segaf Al Jufri mengaku bersyukur janjinya telah terpenuhi. Ketika sekitar 3 bulan lalu Kemensos mengunjungi gubuk Mak Yati, pemulung yang tinggal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Salim telah bertekad akan memberi hadiah atas keteladanan Mak Yati, wanita pemulung yang berhati emas.

Kunjungan Mensos RI saat itu memang dalam rangka membuktikan kondisi wanita pemulung yang kabarnya telah berkorban dua ekor kambing yang gemuk pada  masjid Al Ijtihad, kelurahan Tebet Barat, Kec Tebet, Jakarta Selatan, untuk disembelih di hari raya Iedul Adha 1433 Hijriah (2012)."Ini juga suatu bukti perhatian pemerintah yang berupaya memberikan pembangunan yang berkeadilan dan berpihak pada orang miskin," ungkapnya di kantor Kemensos RI, jalan Salemba Raya, Jakarta.

Mensos juga tak habis pikir, bagaimana seorang pemulung seperti Mak Yati bisa sabar dan tabah menjalani semua. Bahkan masih bisa beramal kurban kepada para keluarga miskin lainnya sedangkan dirinya masih dalam batas kemiskinan juga.  "Oleh karena itu, kita perlu apresiasi mak Yati dan keluarga. Dimana orang miskin ternyata juga bisa membantu keluarga miskin lain. Kita bangga, rupanya negeri kita punya orang miskin yang jiwanya kaya," ungkapnya.Lebih lanjut, Mensos juga menggaris bawahi ketekunan Mak Yati mengumpulkan uang bertahun-tahun demi niat berkorban kambing. Menurutnya, perilaku dan akhlak yang ditunjukkan oleh Mak Yati tak ubahnya ilmu yang bermanfaat.

Atas perbuatan mulianya, Mak Yati diganjar tiket pulang ke kampung halaman, rumah berukuran 45/100 di kampung halaman, serta uang jaminan hidup selama 3 bulan di kampung senilai 2,8 juta rupiah. "Semoga ini (pemberian rumah, tiket pulang dan uang) menjadi gambaran pada masyarakat miskin lain jika tidak selamanya gelap akan selalu gelap," harap Salim. Di penghujung acara, Salim menyampaikan penyesalannya tak bisa mengantar Mak Yati pulang kampung.

"Sayang saya tidak bisa mengantar (rencananya hari Senin 18/2, Mensos melepas Mak Yati pulang di stasiun Gambir) karena ada sidang kabinet. Tapi nanti saya akan sempatkan mampir kalau ada acara di Jawa Timur atau Pasuruan. Jangan lupa teh atau kopinya disiapkan ya Mak Yati.." pungkas Salim.

Laili