Menurut Chandra, keseriusan polisi menangani kasus kematian ibunya dan perampokan yang merugikan keluarganya ini patut diapresiasi karena polisi mampu menunjukkan hasil kerja kendati dari sisi korban tidak bisa banyak membantu karena tidak ada bukti yang mengarah pada identitas pelaku. "Saya pernah ditanya 'ada foto tidak?' dan saya tidak bisa banyak membantu.. Tapi ternyata polisi bisa melacak mereka," ungkap Chandra terheran-heran dengan kerja polisi yang bisa melacak para pelaku dalam waktu singkat. Dan, ketika polisi mengejar pelaku hingga ke Pati, Jawa Tengah, Chandra semakin takjub.Kendati masih ada satu orang yang buron, Chandra sudah sangat berterima kasih kasus orangtuanya selesai setengahnya.
Sayang, di balik rasa bahagia karena pelaku pembunuh ibu dan penganiaya ayahnya sudah tertangkap, Chandra masih sedikit bersedih. Ini terkait kondisi kesehatan ayahnya, Edhi Susanto (80) yang kian memburuk. "Selama ini mama saya yang menopang hidup papa. Sekarang mama saya sudah meninggal, ibaratnya separuh nyawa papa sudah diambil," ungkapnya sedih.
Chandra bertekad terus memberi semangat pada ayahnya untuk menjalani hidup. Sedangkan urusan toko beras, dirinya sebagai putra mendiang merasa harus bertanggung jawab meneruskan pengelolaan. "Pertama-tama saya trauma juga. Kadang pulang saya mikir 'bagaimana kalau dirampok di jalan?'. Sekarang seiring waktu berjalan, trauma saya sudah membaik," ujarnya.
Rencananya, Chandra akan meningkatkan keamanan di toko beras orangtuanya dengan memasan CCTV. "Walaupun kejahatan tetap akan terjadi meski ada CCTV. Tapi kalau kejadian, paling tidak ada bukti yang bisa cepat mengungkap pelakunya," tekadnya.
Sikap waspada Chandra ini tak berlebihan, mengingat setelah kejadian perampokan di toko beras orangtuanya, ada kejadian pencurian dengan kekerasan di sekitar rukonya."Enggak lama setelah kejadian di toko, ada orang mau ambil motor. Waktu diteriakin 'maling', yang teriak malah dipukul pakai senjata. Saya enggak habis pikir, kenapa jaman sekarang lebih galak malingnya?" tandasnya sembari geleng-geleng kepala.
Laili