Mengapa Persediaan Darah di PMI Kurang?

By nova.id, Rabu, 13 Februari 2013 | 09:24 WIB
Mengapa Persediaan Darah di PMI Kurang (nova.id)

Mengapa Persediaan Darah di PMI Kurang (nova.id)

"Persiapan Donor Darah. Foto: Ester Sondang "

Dr Yuyun Soedarmono, Direktur Unit Transfusi Darah Pusat PMI mengatakan, persediaan darah di PMI kurang. Lho, mengapa?  Ini lebih kepada kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya kurang. "Banyak yang bertanya ke saya, 'Kenapa pasokan darah di PMI kurang?' Sebaiknya tanyakan kepada diri sendiri, 'Apakah Anda sendiri sudah mendonorkan darah?' Belum, kan?" ujar Yuyun di acara Sarasehan Sehati Bicara yang diadakan PMI dan PT Novartis Indonesia, Selasa (13/2).

Alasan lainnya adalah masyarakat tidak tahu harus ke mana jika mau mendonorkan darahnya dan apa syaratnya. Informasi ini memang belum tersosialisasikan dengan baik. "Banyak orang yang tidak tahu di mana harus mendonorkan darahnya atau di mana kantor PMI itu. Ini membuat PMI melakukan upaya 'jemput bola' untuk mempermudah masyarakat mendonorkan darahnya. Seperti, membuka stand donor darah di mal atau perkantoran," terang Yuyun.

Namun ternyata hal ini juga belum sepenuhnya menarik minat calon pendonor karena ragu dengan standar kesehatan yang ada. Pikir mereka, "Masa donor darah di tempat seperti itu. Memangnya steril?" Tentu saja prosesnya tetap steril.

Yuyun melihat, kesadaran masyarakat di kota besar dalam mendonorkan darahnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang di daerah. Ini juga yang menyebabkan pasokan darah di daerah lebih sedikit dibanding kota besar. Untuk mengatasinya, PMI melakukan penggalakkan donor darah di kota besar  dimana nanti hasilnya didistribusikan ke daerah-daerah yang kekurangan. Seperti itulah mekanisme kerjanya.

"Seperti kemarin saya dapat kabar melalui Twitter kalau pasokan di NTT kurang. Setelah saya telpon ke sana, ternyata memang cuma ada 67 kantong. Kemudian kami kirimi dari Jakarta," terang Yuyun.

Kekurangan darah juga biasa terjadi di bulan puasa. "Tubuh seseorang di puasa cenderung lemas, jadi mereka keberatan untuk menyumbangkan darahnya."

Untuk tetap menstabilkan stok darah, PMI pun mengupayakan pendonoran darah setelah berbuka puasa, seperti di masjid dan kelompok masyarakat. "Minimal di dalam kelompok tersebut ada 30 orang yang bersedia mendonorkan darahnya, kami pasti akan ke sana." 

Syarat Teknis Menjadi Pendonor Darah:

Berusia 17 - 60 tahun. "Usia di bawah 17 tahun diperbolehkan asal ada ijin dari orang tua dan yang lebih dari 60 tahun juga masih bisa jadi pendonor asalkan sebelumnya sudah pernah mendonorkan darahnya dan saat ini masih dalam keadaan sehat."

Berat badan minimal 45 kg.

Temperatur tubuh 36,6 - 37,5 derajat Celsius.

Tekanan darah baik (sistole 110 - 160 mmHg, distole 70 - 100 mmHg). 

Denyut nadi teratur, sekitar 50 - 100 kali/menit.

hemoglobin minimal 12,5 gram. Ester Sondang