Annisa Paham Rute Ke Rumah Pamannya

By nova.id, Senin, 11 Februari 2013 | 08:01 WIB
Annisa Paham Rute Ke Rumah Pamannya (nova.id)

Annisa Paham Rute Ke Rumah Pamannya (nova.id)

"Annisa. Foto Dok. Keluarga "

Wendy Baharaja, paman  Annisa Azward (20), mahasiswi berprestasi dr Fakultas Keperawatan UI yang tewas setelah lompat dari angkot mengaku sudah bertemu dengan Jamal (37) sopir angkot. "Dia tidak mengaku dan sengaja membawa lari Annisa. Dia justru heran, kenapa keponakan saya justru loncat dari angkot," jelas Wendy.

Namun Wendy tak percaya  alasan Jamal. Alasannya, tidka mungkin Annisa anak secerdas itu loncat begitu saja kalau tidak ada tanda-tanda dia sedang dalam bahaya.  "Masa mahasiswa tiba-tiba meloncat begitu saja.  Emangnya orang gila, tiba-tiba meloncat. Pasti ada peristiwa yang melatarbelakangi," ujarnya lagi.

Lebih lanjut, Wendy menjelaskan jika Annisa memang sudah biasa ke rumahnya di  Pademangan Tmr 4/ Gg 32 no.43, kel. Pademangan Tmr, kec. Pademangan, Jakarta Utara sendirian dari kosnya. Saat hari naas tersebut Rabu, 6 Februari 2013, sekitar pukul sepuluh 10 ?pagi, Annisa sudah mengabarkan pada pamannya jika hari itu dirinya akan ke rumah. Lalu ketika akan berangkat sekitar pukul 12 siang, Annisa juga mengirim pesan singkat kepadanya. "Dan, jam 1 dia bilang sudah jalan dan sedang di kereta. Dia menelpon istri saya dan sempat bicara," ungkap Wendy.

Sesaat sebelum kejadian Annisa lompat dari angkot pukul 15.30 WIB, Resmi sempat dikabari jika Annisa salah naik angkot. "Saat itu, Annisa bilang 'kok enggak lewat biasanya. Enggak di jalur biasanya' dan dia bilang di angkot itu sendiri saja," ungkap Wendy menirukan apa yang didengarnya dari sang istri.  Resmi sendiri kemudian berkonsultasi pada dirinya. Suami-istri tersebut akhirnya memutuskan untuk meminta Annisa turun di BEOS saja atau dimana saja yang dia tahu. "Hari itu sudah akan hujan. Jadi saya bilang istri (kemudian disampaikan ke Annisa) saya perintahkan,  untuk turun saja untuk balik lagi Beos nanti saya jemput. Atau dimana saja dia berada," terang Wendy.

Masih jelas diingatan Wendy, bagaimana Annisa kerap bertandang ke rumahnya. "Secara psikologis dia dekat dengan saya dan istri. Dia sering mengobrol dengan istri saya dan dekat sekali," tutur Wendy.

Keluarga hingga saat ini masih belum bisa menerima jika Annisa melompat dan meninggal. Berdasarkan pengamatan Wendy, Annisa sudah sangat paham rute jalan menuju rumahnya. Biasanya perjalanan itu ditempuh sekitar satu hingga satu setengah jam. "Dia sudah biasa ke sini sendiri. Dia tahu angkot sudah biasa. Dan, dia ke sini bisa sebulan sekali hingga dua kali," tandas Wendy.Laili