Rasya di mata Ayah Bunda (1)

By nova.id, Kamis, 7 Februari 2013 | 05:48 WIB
Rasya di mata Ayah Bunda 1 (nova.id)

Rasya di mata Ayah Bunda 1 (nova.id)
Rasya di mata Ayah Bunda 1 (nova.id)

"Ahmad mengendong jenazah anaknya. Foto Henry Ismono "

Usai pemakaman Asep berkisah, Kamis (31/1) sore sekitar jam 15.30, "Pulang kerja, saya langsung menuju rumah orangtua. Saya dan istri, kan, sama-sama kerja.  Nah, anak-anak dititipkan di rumah kakeknya. Kebetulan, rumah saya dan orangtua berdekatan, hanya beda gang," tutur Asep.Kedua putri Asep, Najwa (5) dan Talita (3), memang ada di rumah kakeknya, tapi si bungsu Rasya dan pembantu IA tak tampak. Seorang kerabat lalu berkata, "Lihat keadaan anakmu di rumah." Langsung saja Asep menghambur ke rumahnya. Pikirannya tertuju pada El (Rasya, Red.) Ada apa?

Sesampainya di rumah, Asep menyaksikan si bungsu sudah dalam keadaan tak bernyawa, sementara kondisi di dalam rumah berantakan. Ia segera membawa si kecil ke klinik terdekat. Namun bayi 5 bulan  memang sudah tak bernyawa. Hari itu juga, kejadian ini dilaporkan ke Polsek Metro Tanah Abang. Jasad Rasya lalu divisum di RS Cipto Mangunkusumo.

"Setelah saya perhatikan, wajahnya lebam membiru, begitu pula kepala bagian belakang, seperti ada darah beku," tutur Asep. Ia lalu mengontak istrinya yang belum sampai rumah. "Sebenarnya ketika pulang kerja, saya coba kontak istri. Ingin tanya, mau dijemput di mana. Tapi HP-nya enggak aktif, jadi saya pulang duluan." Pada saat itu, Yanti melanjutkan, ia sedang rapat di kantornya. Karyawati swasta ini sengaja mematikan HP-nya. Usai rapat, "Saya telepon suami, maksudnya minta dijemput. Tapi suami bilang, saya pulang sendiri saja. Dia tidak cerita apa-apa."

Sang suami hanya berpesan agar Yanti tabah. Yanti tak punya bayangan buruk, meski ia heran dengan ucapan suaminya. Pikirannya langsung tertuju pada Rasya. "Anak saya sudah dua hari ini badannya panas. Tapi waktu saya pergi kerja, ia kondisinya sudah sehat. Saya takut, ia sakit lagi. Hanya itu yang saya pikirkan," kata Yanti yang pulang naik ojek agar cepat sampai rumah.

Sekitar jam 18.30, di rumah ia melihat polisi sudah hadir melakukan sejumlah pemeriksaan. Kabar duka itu pun sampai ke telinga Yanti. Sontak ia menangis hidteris. Tubuh Yanti pun limbung......

Bersambung......