Transjek, Ojek Pakai Argo Ramai Pelanggan di Musim Penghujan (2)

By nova.id, Jumat, 25 Januari 2013 | 02:54 WIB
Transjek Ojek Pakai Argo Ramai Pelanggan di Musim Penghujan 2 (nova.id)

Transjek Ojek Pakai Argo Ramai Pelanggan di Musim Penghujan 2 (nova.id)

"Transjek siap mengantar penumpang ke tempat tujuan dengan menembus kemacetan Jakarta. (Foto: Moonstar Simanjuntak/NOVA) "

Mogok di Tengah Hujan

Salah satu pengemudi angkatan pertama, Imam (33), mengaku menikmati pekerjaannya. "Sebelumnya, saya juga kerja di bagian pengantaran barang. Saya tertarik bergabung dengan transjek setelah melihat lowongan di koran. Alhamdulillah, setelah beberapa kali tes, akhirnya diterima," papar Imam.

Bapak tiga anak ini mengaku tak kesulitan melakoni pekerjaannya. "Saya, kan, sudah terbiasa menembus jalanan Jakarta. Jalan-jalan protokol sudah hafal. Biasanya pelanggan yang memandu saya agar cepat sampai ke rumahnya. Sekarang saya lebih hafal jalan-jalan tikus," kata Imam yang hati-hati membawa penumpang.

Imam mengaku tak perlu ngebut untuk kejar setoran. Baginya, kenyamanan penumpang lebih diutamakan. "Kalau kita bersikap sopan, penumpang tentu senang. Banyak juga yang kasih uang tips, melebihi tarif di argo. Pengalaman selama ini, sih, penumpangnya baik-baik."

Menembus macet Jakarta tentu banyak cerita tersendiri. "Untungnya pakai motor, bisa nyelip-nyelip. Tapi saya tidak lewat trotoar. Cuaca Jakarta yang belakangan ini hujan, terkadang juga menyulitkan. Tapi justru saat hujan, saya selalu dapat order. Pernah, sih, punya pengalaman motor mogok di jalan saat melewati genangan yang dalam. Untung penumpangnya sabar. Diperbaiki sebentar, motor bisa jalan lagi," papar Imam yang berusaha mematuhi peraturan lalu lintas. "Ini juga bagian dari peraturan di kantor."

Nyaman & Cepat

Kehadiran ojek premium termasuk taksi motor disambut hangat Rainita Adisty (33), karyawati yang berkantor di kawasan Thamrin. Setidaknya 2-3 kali dalam seminggu Adis memanfaatkan jasa taksi motor. "Kalau tidak bareng suami, saya gunakan Transjek atau ojek premium lainnya," ujar ibu dua anak yang tinggal di kawasan Ciledug ini.

Pulang kantor naik ojek jadi pilihan mengingat taksi kadang enggan mengantarnya dengan alasan macet. Adis juga jarang memanfaatkan bus kota karena bisa berjam-jam sampai rumah. "Biaya taksi motor dari kantor ke rumah saya memang cukup mahal, bisa di atas Rp 60 ribu. Tapi lebih cepat sampai rumah," kata Adis.

Yang membuat Adis merasa nyaman, "Pengemudinya tidak ugal-ugalan. Mereka juga sopan. Tak kalah penting saya, merasa nyaman karena identitas pengemudi dan perusahaannya jelas. Pengemudinya juga hafal jalan pintas. Jadi pas macet, mereka bisa lewat jalan tikus."

Terkadang saat hujan, Adis juga naik taksi motor. "Kalau hanya gerimis, sih, iya. Mereka juga menyediakan jas hujan," kata Adis yang enggan menumpang ojek biasa karean tak nyaman.

 Henry Ismono