Dalam satu kelas memasak yang fun itu, jumlahnya dibatasi. "Maksimal 20 orang. Lebih dari itu, dibagi dua shift," terang Kusnadi. Agar tidak heboh, sebelum masuk ke dapur anak-anak dikumpulkan di ruang demo untuk dibekali pengetahuan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dapur. Juga dikenalkan cara pemakaian oven dan alat dapur lainnya.
"Menu yang dipraktikkan pun yang simpel. Misalnya membuat salad atau cookies. Adonan cookies kami yang buat, anak-anak tinggal berkreasi. Selanjutnya kami yang membakar. Mengingat tingkat bermain anak amat tinggi, misalnya harus masak pakai kompor, kami pakai yang low presseur sehingga aman buat anak-anak."
Agar anak-anak tambah semangat, "Kami iming-imingi, bagi yang produknya bagus akan kami beri hadiah. Biasanya anak-anak senang dan tambah semangat." Menurut Kusnadi, anak-anak yang belajar masak selama ini atas kemauan sendiri. Terkadang ada yang datang satu jam sebelum kelas dimulai.
Untuk sekali pertemuan di cooking class, IIC menarik bayaran Rp 75 - 100 ribu per anak "Tapi ada juga anak yang minta dua sampai tiga kali pertemuan. Bahkan ada yang minta tujuh hari berturut-turut. Nah, yang begini biasanya menu yang kami siapkan ditambah tingkat kesulitannya."
Rini. S