"Iya, sebaiknya anak memang tidak main sendiri. Jadi baik ayah maupun ibunya bisa ikut bermain juga. Misalnya main drama sambil mendongeng atau boleh menggunakan gadget tapi sambil didampingi oleh orangtuanya. Jadi enggak dilepas begitu saja dan bisa sambil belajar juga."
Oleh karena itu Mona menyarankan agar anak-anak tetap memiliki waktu bermain yang cukup, termasuk anak-anak yang sudah harus bersekolah.
"Sekarang kayaknya makin banyak, ya, anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Masuk pagi, pulangnya sore. Sudah begitu, di rumah masih harus mengerjakan banyak PR lagi. Kasihan, kan, anak-anak kalau harus belajar terus. Kapan mainnya?"
Tak heran jika Mona lebih memilih tempat pendidikan untuk kedua anaknya yang lebih besar ke sekolah yang tidak terlalu ketat dalam membuat jadwal belajar di dalam kelas.
"Untuk dua anak saya yang besar, Davina Syafa Felisa (11) dan adiknya Barata Rahadian Nezar (5), saya pilih sekolah yang paling utama adalah jaraknya sebaiknya dekat dengan rumah. Jadi mereka tidak merasa malas saat harus pergi ke sekolah dan capek saat pulang dari sekolah."
Kedua, lanjut Mona, "Tidak terlalu sore pulangnya. Dan ketiga, enggak terlalu berat belajarnya dan tidak dibebankan oleh banyak PR."
Sekolah buat anak-anaknya, lanjut Mona, bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan juga tempat bagi anak-anaknya untuk bersosialisasi bersama teman-teman sebayanya dan orang yang lebih tua, yakni guru-gurunya.
"Yang penting, sih, anaknya suka, senang, dan semangat. Jadi enggak merasa terpaksa saat sudah waktunya ke sekolah," pungkasnya soal tips memilih sekolah yang baik untuk anak-anak.
Intan/Tabloidnova.com