Persalinan Tidak Normal, Bikin Bayi Trauma Psikologis?

By , Jumat, 3 Juli 2015 | 10:45 WIB
Trauma psikologis pada bayi akibat persalinan tidak normal (Nova)

Kemarin publik dikejutkan berita soal perempuan yang melahirkan bayi saat tersesat di hutan selama tiga hari. Perempuan tersebut bernama Amber Pangborn asal kota Oroville, California, yang sadar akan segera melahirkan, kemudian mengemudikan mobilnya menuju ke kediaman orangtuanya untuk meminta bantuan.

Sayangnya, di perjalanan ia malah tersesat di hutan yang menjadi bagian dari Taman Nasional Plumas, California Utara, sehingga mobil yang dikendarai Amber juga kehabisan bahan bakar dan terpaksa melahirkan bayi saat tersesat di hutan. Parahnya, ia pun harus melindungi bayinya dari serangan lebah dan bertahan hidup hanya dengan bekal tiga butir apel, sebotol air, dan sekaleng minuman soda.

Baca: Perjuangan Seorang Ibu Lahirkan Bayi Sendirian Saat Tersesat di Hutan

Kejadian yang menimpa Amber pun sontak menyita perhatian banyak orang, terutama bagi para ibu yang bersiap menghadapi masa persalinan.

Menanggapi hal tersebut, tabloidnova.com mencoba bertanya kepada Psikolog seputar trauma psikologis pada bayi akibat persalinan tidak normal. Terlebih, persalinan tidak normal yang dialami sang ibu bisa saja mengakibatkan guncangan mental untuk jangka waktu lama akibat kondisi tertekan dan depresi akibat melahirkan sendirian tanpa bantuan orang lain.

Trauma psikologis pada bayi akibat persalinan tidak normal bisa saja terjadi, tapi belum pasti juga mengingat tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh faktor gen dan pola asuh,” jawab Ayoe Sutomo, Psikolog yang juga sering menjadi konsultan seputar parenting dan psikologi anak.

Baca: Bagaimana Proses Melahirkan dengan Metode Water Birth?

Trauma psikologis pada saat persalinan diakuinya akan tergantung dari bagaimana anak diasuh yang secara jelas sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis anak ketimbang proses lahir yang tidak normal. Hanya mungkin lebih mengena pada kondisi fisik bayi karena dikhawatirkan tidak mendapat penanganan tepat saat waktu kritis (baru lahir) serta adanya gangguan bersifat fisiologis yang kemudian berpengaruh secara psikologis.

“Kita tidak tahu keadaan sekitar, apakah kotor, berbatu, dekat dengan jurang atau di aspal yang tajam yang semuanya bisa sangat fatal bila terkena bayi yang baru lahir yang masih rentan fisik dan organ tubuhnya,” tutup Ayoe.