"Namanya setan sudah masuk mau bilang apa. Saya sudah salah. Saya tidak mungkin menyangkal dan saya memang sudah buat. Melati itu cucu saya karena masih ada hubungan darah dengan istri pertama. Saya buat satu kali saja pada Agustus 2012 lalu. Waktu itu korban pulang sekolah lalu saya ajak berhubungan. Di rumah saat itu istri pertama dan kedua saya sedang keluar dan tinggal saya dan korban sendiri. Saya ajak dia mau maka itu saya buat," kata Marselinus di Mapolres Sikka, Rabu (3/10/2012).
Atas perbuatan itu Marselinu sudah ditangkap dan ditahan di sel Mapolres Sikka. Pria yang memiliki dua istri dan belum dikarunia anak ini mengaku apa yang ia lakukan hanya ingin menyalurkan nafsu birahinya karena sudah berkeluarga tapi belum punya anak.
Kenapa harus Melati yang dikorbankan ? Marselinus tidak bisa menjawab dan hanya mengakui perbuatannya.
"Saya sudah salah dan silahkan proses saja saya," kata Marselinus, di ruang piket Polres Sikka.
Sedangkan laporan Melati kepada aparat Polres Sikka, menuturkan, pada Juni dan Juli serta Agustus 2012 lalu, sang Opa melakukan hubungan layaknya suami-istri dengan dirinya di rumah saat istrinya sedang keluar.
Korban dan pelaku tinggal satu rumah di Desa Wolodhesa karena bersekolah di Mego. Sebenarnya, korban dan orangtuannya tinggal di Dusun Koro, Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda. Namun karena korban masih memiliki hubungan keluarga dengan istri pertama pelaku, dimana korban memang pelaku berstatus Opa karena ada hubungan darah dengan istri pertama pelaku.
Namun menurut keluarga korban, pelaku di Desa Wolodhesa terkenal dengan ilmu magicnya sehingga membuat korban mengikuti saja perintah dan keinginannya.
.
.
.
Pos Kupang
Laporan Melati diterima KSPK Polres Sikka, Aiptu Donatus Paru. Polisi menerbitkan laporan polisi dan memngantar korban ke RSUD TC Hillers Maumere untuk divisum.