"Saat ini keluarga telah dihubungkan dengan pendamping di Aceh. Keluarga juga keberatan jika menjadi sorotan media," ungkap Andy Yentriyani, komisioner dan ketua subkomisi partisipasi masyarakat Komnas Perempuan di gedung LPSK, Jumat (14/9).
Bunuh diri P ini cukup memukul harga diri dan martabat keluarga P. Tuduhan P menjual diri yang dialamatkan oleh penyidik, lantaran dirinya menonton organ tunggal di Lapangan Merdeka Langsa hingga dini hari, membuat P lantas sangat tertekan. Di Aceh yang meninggikan moralitas, hal tersebut tentu membawa dampak di mata masyarakat.
Pasca kejadian bunuh diri, keluarga dan beberapa LSM serta organisasi hak asasi mengupayakan aspirasi demi aturan yang lebih baik mengenai perlindungan hak Anak dan Perempuan.
"Saat ini ada petugas pendamping yang membantu keluarga memperoleh pemulihan nama baik," tambah Andy. Sayangnya, sorotan media massa terhadap keluarga membuat pihak keluarga merasa tertekan dan menyulitkan petugas pendamping sehingga Komnas Perempuan menghimbau media tidak terlalu menyorot keluarga.
Lebih lanjut, Komnas Perempuan juga akan menyelidiki dari teman-teman P yang ikut ditahan pasca razia (3/9) silam. Laili