Wajah Yusmaniar terlihat masih pucat dan lelah. Janda dua anak itu terlihat terbaring lemah di ranjang Puskesmas Limas Puluh Kota dengan selang infus di tangan kirinya. Sambil menangis dan terbata-bata wanita berambut ikal ini bercerita duka yang selama ini dideritanya.
"Hidup saya memang selalu penuh penderitaan. Dua kali gagal menikah dengan status janda saya malah diajak ayah saya Maknur 'bersetubuh' layaknya sepasang suami istri. Biadab itu kan, sudah saya jelaskan berkali-kali pada bapak bahwa itu perbuatan dosa, tapi bapak bilang nanti kita minta ampun. "
Yus sudah menolak tapi tetap dipaksa. "Saya sudah menangis-nangis minta ampun tapi bapak tetap memaksa. Bapak tak kasih ampun, beliau tetap saja mengajak saya 'bersetubuh' apalagi jika dirumah tak ada ibu," ujar Yus terbata-bata.
Kejadian memilukan itu dialami Yus sejak setahun belakangan ini. " Persisnya sejak anak bungsu saya berumur 2 tahun. Apalagi, saat itu ibu pergi mengambil upahan cucian orang, bapak mendekati saya. Subuh itu bapak mendekati tempat tidur saya. Dia bilang buka baju saya. Karena kaget saya sempat melawan. Tapi, karena tangan bapak lebih kuat. Saya tak kuasa melawan," aku ibu dari Desa (8) dan Putri (3,2 tahun).
Subuh kelabu itu, Maknur memperkosa Yus, anak kandungnya sendiri. "Setelah kejadian itu, bapak mengancam akan membunuh saya jika bercerita pada ibu. Apalagi, ancaman itu disertai dengan senjata tajam. Kalau sudah begitu saya seakan sudah tak berdaya," ungkap Yus kepada tabloidnova.com sambil menitikkan air mata.
Karena sudah dapat lampu hijau. Maknur semakin tak merasa sungkan melakukan perbuatan keji itu terhadap anak kandungnya sendiri. Biasanya, pria berpostur kurus dan berbadan gelap tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Saat orang-orang di rumah pergi sekolah dan anak-anak masih tidur, Maknur selalu mendatangi Yus untuk minta 'jatah'. " Saya bukan tak mau melawan, kaki dan tangan saya cacat. Tangan dan kaki sebelah kiri mengecil semua. Mungkin, dengan kondisi saya seperti ini dimanfaatkan oleh bapak. Apalagi kalau sudah melakukan hubungan badan bapak memegang kaki dan tangan saya kuat-kuat," ujar Yus pilu.
Hamil
Entah sudah berapa kali Maknur 'menggagahi' putri sulungnya. Akhirnya, Yus hamil. Namun, "Bapak tak kehilangan akal. Kata bapak, jika saya ditanyai orang. Bilang saja perut saya makin lama makin membuncit karena saya sering makan. Ibu saya, Rosna , juga memercayai kalau saya tak hamil. Anehnya, selama hamil memang perut saya tak membuncit," aku Yus bergetar. Karena sudah tak kuat lagi, Yus sempat berencana mau kabur dari rumah. " Tapi, mau pergi kemana, semua saudara tak ada yang suka dengan saya. Apalagi dengan tetangga."
Walau pun hamil tapi Yus tetap bekerja mengambil upahan cucian orang. Bahkan mencuci satu ember pun Yus tetap kuat. "Biasanya setelah ibu pulang dari mencuci gantian saya yang pergi kerja." Hingga akhirnya, Yus merasakan perutnya sakit tak berkesudahan, Jumat (24/8) lalu. " Saya bilang pada bapak kalau perut saya sakit. Nah, mungkin kamu mau melahirkan, kata Bapak. Lalu, saya disuruh berbaring di kamar. Bapak lalu mengurut perut saya kuat-kuat, kemudian perut saya ditindih dengan perutnya. Entah bagaimana cara bapak agar bayi di dalam perut saya kelaur," ujar Yus yang sebenarnya masih mau nikah tapi sampai saat ini belum ada yang mau.
Namun, tak berapa lama bayi dalam perut saya keluar dan hanya sekali mengeluarkan suara jeritan. "Karena sudah kesakitan, saya lihat bayi itu sudah tak bersuara lagi. Lalu, bapak memasukkan bayi itu kedalam tas plastik berwarna hitam," tutur Yus pelan.
Dengan kondisi masih berdarah-darah, Maknur masih memaksa Yus untuk melakukan hubungan badan. Masih dalam kondisi tak berdaya, Maknur tetap menyuruh Yus membuang plastik yang berisi bayi itu ke dalam parit di Dusun III Desa Barung-Barung, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara (sekitar 170 km dari Medan). Dengan kondisi yang belum pulih benar, Yus harus merangkak sejauh 10 meter dari rumahnya ke selokan itu sambil terus terus berlinang air mata.
Debbi Safinaz / bersambung