Berwisata ke Kawasan Dieng

By nova.id, Jumat, 31 Agustus 2012 | 01:30 WIB
Berwisata ke Kawasan Dieng (nova.id)

Berwisata ke Kawasan Dieng (nova.id)

"Candi Arjuna (Foto: Henry) "

Secara geografi, kawasan Dieng masuk dalam wilayah dua kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Kawasan dataran tinggi Dieng menyimpan beragam tempat eksotik yang sangat sayang untuk dilewatkan bagi para wisatawan. Itu sebabnya, Dieng termasuk tempat wisata favorit. Bukan hanya warga Jateng, tapi juga dari luar provinsi. Bahkan, banyak turis asing yang berkunjung ke sana.

Sebaiknya wisatawan mesti pagi-pagi sampai di sana. Sebab, cukup banyak lokasi yang pantas ditengok. Meski satu kawasan, masing-masing jarak lokasi menarik itu lumayan juga jauhnya. Kalau wisawatan menggunakan mobil sendiri, tentu lebih leluasa memilih tempat-tempat yang disukai. Namun, bila wisatawan menggunakan kendaraan umum juga tidak ada masalah. Di sana, banyak warga menyediakan ojek untuk berputar-putar dengan tarif negosiasi. Yuk, kita lihat beberapa tempat menarik di sana.

Salah satu kawasan yang selalu ditengok wisatawan adalah kawasan kompleks Candi Arjuna.  Menurut riwayatnya, Candi Arjuna termasuk candi tertua di Jawa. Konon dibangun pada tahun 809 Masehi dan merupakan peninggalan agama Hindu. Di kawasan ini terdapat lima candi yang jaraknya berdekatan. Oleh masyarakat sekitar, bangunan candi ini diberi nama sesuai nama tokoh wayang. Berdampingan dengan Candi  Arjuna  sebagai candi utama, terdapat Candi Puntadewa, Candi Srikandi, Candi Sembadra, dan Candi Semar. Dulu, kawasan ini merupakan tempat pemujaan bagi para dewa.

Di hamparan suasana pegunungan nan dingin itu, keindahan candi sebenarnya bisa dipertajam dengan latar pegunungan. Sayangnya, sebagian bukit di kawasan ini gundul. Banyak bukit yang digunakan untuk area ladang kentang. Meski begitu, tak mengurangi kenyamanan wisatawan menikmati suasana. Ohya, jangan lupa membawa jaket karena cuaca yang dingin menggigit itu.

Tak jauh dari kawasan candi, wisawatan bisa melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi  Museum Kailasa. Namanya saja museum, wisawatan bisa menyaksikan benda-benda kuno peninggalan masa kejayaan lampau. Sebagian besar yang dipamerkan adalah arca dan bebatuan kompleks candi di Dieng. Museum juga menyimpan cerita tentang flora-fauna dan kehidupan masyarakat Dieng. Di museum ini, wisatawan juga bisa menyaksikan film dkumenter tentang peradaban dan peninggalan budaya Dieng. Tak jauh dari museum, terdapat candi Gatotkaca. Berbeda dengan Candi Arjuna, area candi ini tidak seberapa luas. Di sana, hanya terdapat satu candi.

 Dari kawasan ini, wisatawan bisa pindah lokasi lain yang mesti menempuh jarak beberapa kilometer. Tidak sampai setengah jam perjalanan dengan kendaraan. Tempat yang juga tak boleh dilewatkan adalah Kawah Sikidang. Banyak wisawatan berkomentar, sampai di kawasan ini serasa berada di dunia lain. Bau belerang begitu menyengat. Bila Anda tidak tahan baunya, bisa membeli masker.

Kawasan ini merupakan aktivitas vulkanik yang begitu eksotik.  Asap bertebaran dengan aroma khas, dilatari pegunungan hijau, merupakan pemandangan yang sungguh elok. Wisatawan mesti berjalan kaki dengan jarak yang tak terlalu jauh untuk mendekati kawah. Terlihat semburan air mendidih dengan asap putih mengepul. Menariknya, di kawasan ini banyak pedagang yang menjajakan batu belerang untuk oleh-oleh.

Ingin panorama yang lain lagi? Masih di kawasan Dieng, wisatawan bisa meneruskan perjalanan ke Telaga Warna. Inilah telaga yang begitu eksotik dengan kawasan hutan lindung di sekitarnya. Disebut telaga warna, karena warna airnya bisa berubah-ubah. Terkadang berwarna hijau kebiruan, kadang berwarna jingga kemerahan. Komposisinwarna yang beragam begitu memanjakan mata. Perubahan warna ini karena suasana alam sekitar. Hanya berbatas rerumputan, terdapat Telaga Pengilon, konon bisa dipakai bercermin karena begitu jernihnya.

Telaga warna juga menyimpan kisah mistis. Kawasan ini terdapat beberapa goa yang dkeramatkan oleh penduduk. Misalnya saja Goa Semar, Goa Sumur, dan Goa Jaran. Kabarnya, banyak orang bemeditasi untuk tujuan keselamatan. Sungguh betah berlama-lama di sini. Sebab, kawasan hutan lindung yang mengelilinginya, membuat suasana begitu sejuk.

 Capek jalan-jalan, jangan lupa mencicipi kuliner setempat yaitu mie ongklok. Ini adalah kuliner khas Wonosobo paduan antara mie, sayuran, dan kuah kental. Rasanya memang lain dari yang lain. Hmm nikmat..

Henry