Salah satu tempat wisata sejarah yang ramai dikunjungi wisatawan di Kabupaten Semarang adalah Candi Gedongsongo. Kompleks candi ini terletak di lereng gunung Ungaran dengan ketinggian 1.200 - 1.800 meter yang masuk wilayah Desa Candi, Kecamatan Ambarawa. Gedongsongo berasal dari kata berbahasa Jawa yaitu gedong yang berarti bangunan dan songo yang berarti sembilan. Jadi, gedongsongo bermakna sembilan bangunan alias sembilan candi.
Transportasi menuju candi tidak terlalu sulit. Kalau Anda dari kota Semarang, ada angkutan yang langsung menuju ke sana. Begitu sampai lokasi, hawa sejuk pegunungan langsung terasa. Panorama begitu memukau, menyaksikan candi dengan latar hutan pinus yang menghijau. Kawasan Candi Gedongsongo memang sekaligus menawarkan wisata alam yang elok.
Candi ini, sesuai namanya, terdiri dari 9 kelompok candi. Namun, sebagian di antaranya hanya berupa reruntuhan bebatuan. Sebagian lainnya, sudah berhasil direnovasi sehingga candi itu gagah berdiri. Untuk menuju satu candi ke candi lainnya, mesti melewati jalan mendaki. Jalan-jalan setapak menuju area candi sudah berupa jalan yang tertata rapi. Untuk menuju candi tertinggi, butuh tenaga fisik yang lumayan meletihkan. Perasaan letih segera terbayar dengan pemandangan alam menyegarkan mata.
Namun, bila tidak ingin berjalan, Anda bisa menyewa kuda yang dituntun si tukang kuda. Biasanya, pengunjung akan langsung dihampiri si tukang kuda. Namun, kalau Anda ingin jalan kaki juga tidak masalah. Penjaja kuda ini tidak akan memaksa. "Di sini ada sekitar 40 kuda yang disewakan. Untuk sampai puncak pulang pergi, tiap pengunjung cukup membayar Rp 40 ribu. Wisatawan bisa santai kok. Kami akan menunggu kalau pengunjung mau berfoto sepuasnya," kata Eka, salah satu tukang kuda.
Di antara kompleks candi III dan IV, wisatawan akan menyaksikan kepundan gunung yang merupakan sumber air panas dengan kandungan belerangnya. Wisatawan bisa mandi air hangat di pemandian yang dibangun di sana. Konon, kandungan air belerang ini sanggup menyembuhkan penyakit kulit. Kawah belerang ini mengeluarkan suara khas.
Kawah ini juga menyimpan cerita legenda. Konon, di sinilah Dasamuka dikalahkan Anoman dan tubuhnya dihimpit batu gunung. Dasamuka yang dikisahkan punya ilmu sakti, tidak meninggal. Anoman pun terus menjaga Dasamuka. Untuk melengkapi dongeng ini, di sana dibuat patung Anoman, seolah sedang mengawasi Dasamuka.
Sampai di puncak yang merupakan candi terakhir, pemandangannya sangat indah. Acara foto-foto tak boleh dilewatkan. "Panoramanya sungguh luar biasa," komentar salah sati wisatawan. Ya, hamparan candi dengan pemandangan pohon pinus, memang menjadi salah satu tempat wisata favorit yang tak pernah sepi pengunjung.
Henry