"Saat saya datang sama sekali tidak ada preman. Saya hanya bertemu dengan keluarga. Kami berdiskusi untuk bagaimana caranya bisa supaya keinginan Chacha untuk dirawat di rumah bisa terwujud. Saya pun kasih masukan agar keinginan Chacha jangan diabaikan. ?Cuma kan saya kembalikan lagi semua ke pihak yang berkepentingan di situ karena kapasitas saya hanya memberi masukan supaya keinginan Chacha dapat terwujud," ujarnya .
"Saya melihat persoalan ini bisa diselesaikan secara baik tanpa harus ke ranah hukum. Kalaupun ada pihak-pihak tertentu yang mendukung Chacha untuk menentang sang ibu, ya kembali lagi pada norma yang berlaku. Mungkin memang beda penanganan tiap-tiap orang," lanjutnya.
Diakui Afdal memang ada masalah antara Chacha dengan sang ibu. Namun, semuanya sudah diselesaikan secara baik-baik sesaat setelah keluar dari rumah sakit.
"Saat di rumah sakit, Chacha sempat minta untuk dirawat di rumah saja. Itupun saya perjuangkan ke dokter. Tapi menurut pihak rumah sakit memang harus dirawat beberapa hari dulu, baru nanti diijinkan di rawat di rumah. Tapi setelah itu saya tidak bisa berkomunikasi. Dan pada tanggal 3 saya mendapat kabar bahwa sebenarnya antara Chacha dan ibu Rianti sudah ada komunikasi bahwa mereka bisa saling terima. Chacha bisa menerima keputusan sang ibu, ibunya pun bisa menerima keinginan Chacha untuk mandiri. Mereka berkomunikasi dengan baik. Mereka berpelukan. Kalaupun sampai ada isu Chacha diikuti preman, menurut saya itu hanya pengalihan dari orang-orang sekitar Chacha. Saya juga sempat bertanya ke ibu Rianti kalau sudah saling bermaafan untuk apa ada preman yang mengikuti? Dijawab bahwa. Ibu tidak ada menyuruh preman. Makanya menurut saya itu pengalihan pihak tertentu supaya memiliki alasan untuk lapor ke polisi dan minta perlindungan hukum," paparnya.
Icha/Tabloidnova.com