Menanggapi hal ini, Farhat berujar, "Ulah dan tindakan Anton Medan serta Ramdan Alamsyah menurut saya justru mereka yang mengibarkan bendera rasis di Indonesia. Kategori seolah saya orang yang menebar kebencian padahal saya tidak pernah berniat untuk hal yang sifatnya menghasut atau membuat keonaran."
Farhat melihat Ahok dan Jokowi memerlukan kritikan. "Mereka hanya menggunakan pencitraan dan iklan saja, seperti blusukan, bagi-bagi parsel di kampung dan ide Ahok yang akan menggaji pemulung. Dan, hati saya gatal mengomentari ketika Ahok mengatakan plat B sudah dibeli pengusaha. Dan saya tahu sejarahnya, kok!" papar Farhat kepada tabloidnova.com.
Sepengetahuan Farhat, dulu plat B1 dan B2 dipakai oleh presiden dan wakil presiden. Kemudian diganti menjadi milik Gubernur dan Wagub. "Kalau enggak ada, harusnya dari dulu Ahok minta (platnya). Polisi tidak pernah jual plat nomor. Mungkin dijual, oleh biro jasa atau pemilik platnya sendiri," tandas Farhat lagi.
Ahok juga mengatakan banyak tetangganya yang Cina memakai plat nomor RFA, RFS, RFQt. Menurut Farhat, itu bukan plat intelijen, karena plat intelijen memiliki 4 angka, disamping belakangnya ada tambahan RFS dan seterusnya. "Kalau 1 sampai 3 angka itu nilainya sama,"ujar Farhat.
Atas berbagai ucapan Wagub DKI, Farhat kemudian menilai Ahok sebagai Wagub yang cerewet dan menuangkan kritiknya dalam kicauan di twitter.
Laili