Murid SD yang Diduga Dilecehkan Itu Meninggal Dunia

By nova.id, Senin, 7 Januari 2013 | 03:22 WIB
Murid SD yang Diduga Dilecehkan Itu Meninggal Dunia (nova.id)

Murid SD yang Diduga Dilecehkan Itu Meninggal Dunia (nova.id)

"Ilustrasi "

Murid SD, RI, yang kritis di ICU RSUP dan diduga mengalami pelecehan seksualdinyatakan meninggal dunia pada Minggu (6/1) pukul 06.00 WIB setelah 4 hari menjalani perawatan di rawat intensif.

Sebelumnya pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB, RI sempat mengalami penurunan tekanan darah. Tim dokter telah memberikan pertolongan berupa pengobatan dan bantuan hidup dasar. Sayangnya tekanan jantung ikut melemah. Hingga sekitar 05.30 tekanan jantung mendatar dan pupil melebar maksimal.

"Pasien dinyatakan meninggal pukul 06.00 WIB," ditegaskan Direktur Utama RSU Persahabatan dr. Priyanti Z Supandi dalam siaran pers yang diterima oleh tabloidnova.com.

 Jenasah RI kemudian dibawa ke RSCM pada hari itu juga sekitar pukul 09.41 WIB untuk keperluan otopsi.

Atas kejadian ini, Komnas Perempuan menyatakan rasa duka yang mendalam sekaligus menyatangkan pihak pemberi pelayanan kesehatan yang kurang tanggap menangani anak keluarga pemulug dari Pulogebang ini. "Kasus sejenis ini menunjukkan bahwa korban dan keluarganya yang miskin cenderung terlambat mendapat layanan medis dan prioritas dalam pengungkapan kasus," demikian pernyataan Justina Rostiawati, ketua subkomisi Pendidikan, Komnas Perempuan, kepada tabloidnova.com.

Menanggapi hal tersebut, Komnas Perempuan mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan memproses hukum pelaku jika terbukti ada kekerasan seksual maupun perkosaan. Juga diharapkan mampu meningkatkan kesigapan dalam merespon korban kekerasan seksual (bila perlu menjamin perlindungan dan keamanan korban) hingga menangkap dan menghukum pelaku.

 "Penyelidikan tetap perlu dilakukan kendati terjadi keterlambatan penanganan kasus ini,"ujar  Sylvana Maria Apituley, anggota subkomisi Pemulihan, Komnas Perempuan.

Selain kepada aparat penegak hukum, Komnas juga meminta mereview kembali sistem layanan medis integratif  dan komprehensif. Mulai dari level Puskesmas hingga rumah sakit. "Diharapkan tenaga medis juga memiliki kepekaan dan keterampilan, perangkat penanganan cepat khususnya bagi korban kekerasan seksual dewasa maupun anak," ujar Sylvana lagi.

Lebih jauh, Komnas Perempuan mendesak lembaga pendidikan memberikan bekal ajaran hak dan tanggung jawab kesehatan reproduksi sejak dini sebagai langkah pencegahan dan penanganan awal korban kekerasan seksual di sekolah.

Laili