Malang nian nasib Eko Putra Nugroho (19), warga Kompleks Nirwana Garden Tanjung Sari Medan. Dia diamuk massa setelah Mobil Nissan X Trail Silver BK 777 CO yang dikendarainya sempat menyerempet sepeda motor Shogun yang dikendarai Yoan sejauh 100 meter. Walau pun motornya terseret di bawah kolong mobil Eko. Namun, Yoan selamat dan hanya mengalami luka lecet.
"Warga menduga Eko berusaha kabur apalagi warga di sekitar lokasi kejadian Jl Setia Budi juga geram melihatnya," ujar Ucok, salah seorang warga di sekitar lokasi kejadian. Peristiwa itu terjadi Senin (17/12) sekitar jam 13.00 siang, saat Eko hendak berangkat kuliah.
Setelah memukul, menganiaya, dan menendang Eko secara membabi buta dan brutal hingga babak belur akhirnya mahasiswa Fakultas Ekonomi USU itu langsung dibawa sebagian warga yang berada di lokasi tabrakan ke RS Bunda Tamrin tak jauh dari lokasi 'pembantaian'.
"Kondisi Eko sungguh miris, wajahnya lebam, babak belur dan hidungnya pecah. Dan, luka juga hampir terlihat di sekujur tubuh Eko," ujar Ucok lagi. Saat ditemui tabloidnova.com di rumah sakit pasca kejadian tabrakan itu, kondisi anak semata wayang yang juga Distric Manager PTPN 3,Teguh Pribadi dan Tengku Linda Maharani, sudah mulai berangsur sembuh.
"Setelah terjadi tabrakan itu kepala Eko sempat dilakukan scan untuk menjaga hal-hal yang tidak di-inginkan. Syukurlah tidak terjadi apa-apa. Sebenarnya setelah terjadi tabrakan itu, Yoan juga sempat dibawa ke RS Bhayangkari dan hari itu juga dia sudah pulang ke rumahnya.Dia hanya mengalami luka lecet kok di kaki kiri dan luka memar di bokong. Dan, masalahnya ini sudah damai," ujar Humas PTPN 3 H Irwadi Lubis, SH, yang mewakili keluarga Eko saat dimintai komentarnya tentang tabrakan itu.
Menurut Lubis, saat itu kalau tidak diselamatkan oleh polisi dan orang yang mengenal Eko saat itu, mungkin Eko sudah 'habis'. Sebagai anak satu-satunya Eko memang sangat dekat dengan kedua orang tunya. Bahkan, sebutan 'anak mami' juga melekat pada pria Jawa kelahiran Sumatera ini. Ayahnya Teguh Pribadi tak menyangka kalau kejadian naas itu bisa menimpa putranya. Ia saja sangat syok karena memikirkan kondisi putranya.
"Pada saat terjadi tabrakan itu sebenarnya Eko sempat menghubungi orang tuanya. Namun, ketika dihubungi balik oleh ayahnya lalu HP Eko mati. Kami juga sangat menyesalkan sikap anarkis massa yang menganiaya dan membakar mobil Eko. Kami minta pada aparat kepolisian untuk mengusut insiden pemukulan yang dialami Eko, dan tentu saja tanpa mengesampingkan lakalantas yang dilakukan oleh Eko," ujar Lubis menjelaskan selain mobil Eko dibakar habis semua barang-barang Eko juga lenyap mulai Laptop, HP, BB dan lain-lain.
Sebenarnya, kata Lubis, ayah Eko sengaja memberikan mobil pada anaknya Eko dengan maksud agar dirinya aman dalam mengendarai kendaraan apalagi Eko ini anak semata wayang karena sebelumnya sepeda motor Eko sempat hilang dicuri orang . "Seharusnya masyarakat jangan main hakim sendiri. Coba kalau orang yang dianiaya itu anak Ustad atau anak Jenderal, janganlah kita ini semua menganut hukum rimba," aku Lubis tersendat.
"Saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi yang ada di tempat kejadian Perkara (TKP) untuk kasus penganiayaan dan pembakaran mobil E-Trail itu," ujar Kapolsek Sunggal AKP M Luthcer Dachi, S.Sos,SH didampingi Kanit Reskrim Iptu Bambang Gunadi Hutabaran,SH,MH, Rabu lalu (19/12).
Debbi Safinaz