Beberapa saat sebelum duduk di depan para wartawan, Jaja dan Sifa diberitahu bahwa hasil tes DNA ini negatif. "Hari Senin lalu diambil sampel dengan selaput lendir pipi sebelah dalam dari Pak Jaja dan Bu Sifa, begitu pula dengan bayinya. Lalu analisis DNA dilakukan secara paralel oleh dua orang yang berbeda. Stelah itu, dilakukan pencocokan lagi oleh orang ketiga," ujar Loa Helena Suryadi, MD, MS, Wakil Ketua Laboratorium DNA Forensik Lembaga Eijkman di depan wartawan, Jumat (23/11).
Pemeriksaan DNA ini, lanjut Helena, menggunakan 20 marka Short Tandem Repeat (STR), salah satu prosedur tes DNA yang sangat sensitif karena memiliki tingkat variasi yang tinggi, baik antar lokus STR maupun antar individu dan telah digunakan secara internasional. Dari marka ini didapat hasil 8 marka yang diperiksa milik Jaja tidak cocok dengan milik Cello. Sementara, 9 marka milik Sifa tidak cocok dengan bayi tersebut.
"Dari situ bisa diambil kesimpulan, kecocokan antara kedua pasangan ini dengan bayi adalah nol persen. Jaja dan Sifa bisa disingkirkan dari dugaan bahwa keduanya adalah orangtua biologis bayi yang diduga Cello," ujar Helena. Baik Jaja maupun Sifa yang hari itu didampingi Arist Merdeka Sirait dari Komisi Nasional Perlindungan Anak, tampak tertunduk lesu mendengar penjelasan tersebut. Saat dimintai komentarnya, Jaja tampak terdiam lama. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Kami akan ikhlas merawat bayi ini. Dan untuk pencarian bayi kami yang hilang, kami minta pihak Polresta Bekasi secepatnya ditindaklanjuti. Kan, sudah ada sketsa wajah pelakunya," ujar Jaja dengan suara bergetar menahan tangis. Sementara, lanjut Jaja, pihaknya juga akan meminta pertanggungjawaban pada RS Siti Zahroh secara hukum karena Cello yang dilahirkan Sifa pada 12 September silam hilang di dalam rumah sakit bersalin tersebut.
Sifa terlihat lebih tenang, tapi juga tak bisa menyembunyikan tangisnya. "Anak ini akan tetap kami sayangi walaupun bukan anak kami," tuturnya pelan. Akan halnya bayi yang dirawat keduanya sejak diserahkan polisi sekitar lima minggu sejak Cello hilang, tetap akan diberi nama Cello. "Kami juga berterima kasih atas bantuan lembaga Eijkman. Kami minta polisi segera menemukan bayi kami. Langkah hukum akan kami lakukan karena kami benar-benar dirugikan oleh rumah sakit," tandas Jaja.
Hasuna