Pasangan suami istri Syahrul Anwar (40) dan Sarita Nurdiana (31) mempunyai anak kembar , Rizky Anwar (2,8) dan Rizka Anwar (2,8) yang mengalami Katarak sejak lahir. "Anak kami ada empat orang. Namun, saat hamil anak kembar, anak ke-3 dan ke-4 ini saya merasakan sakit yang luar biasa hingga tak tertahankan sampai-sampai saya harus meneteskan air mata menahan sakitnya," ujar Sarita
Usia kandungan 6 bulan, Sarita mengalami pecah ketuban. "Air merembes di tempat tidur.Lalu, saya dibawa ke RS Hidayah Sibiru-biru. Saya sempat opname tapi saya belum melahirkan. Dokter mengusahakan saya jangan melahirkan waktu itu. Namun, jika memang terpaksa harus melahirkan paru-paru bayi itu harus disuntik," ujar perajin bordir ini yang sempat 2 hari dirawat di rumah sakit.
Sebelum pulang, Sarita sempat menjalani USG. " Tapi dokter hanya mengatakan bayi dalam kandungan saya cuma satu orang dan berjenis kelamin laki-laki. Dokter tak bilang kembar." Lalu, Sarita pualng dari rumah sakit. "Dua minggu kemudian kandungan saya mengalami kontraksi. Tepat 6 bulan 2 minggu akhirnya saya melahirkan di bidan Terinem dekat rumah."
Tanpa diduga-duga Sarita melahirkan bayi kembar. "Saya sampai meneteskan air mata menahan sakit. Karena melahirkan bayi kembar pada seorang bidan bukan dokter di rumah sakit. Bayi saya lahir kecil, bayi pertama Rizky lahir dengan berat 1,2 kg sedangkan bayi kedua Rizka beratnya 1,1 kg. Setelah melahirkan saya langsung dibawa ke RS Sembiring dan langsung masuk ruang ICU selama 21 hari," kata Sarita dengan mata berkaca-kaca menjelaskan berat badan kembarnya sedikit naik jadi 1,8 kg dan 1,6 kg selama dirawat di rumah sakit.
Sebenarnya, kata Sarita, dia dan bayinya belum boleh pulang. "Karena kondisi keuangan sudah menipis. Akhirnya kami pulang juga dari rumah sakit itu. Karena masih membutuhkan perawatan di rumah, kami terpaksa minjam alat Inkubator, Oksigen, NGT ( alat untuk minum susu pakai selang). Semua alat itu dipinjam pada bidan Tarinem."
Sarita juga tak pernah membayangkan anak kembarnya sejak lahir bisa terkena Katarak. Namun, lanjut Sarita, Rizka dua kali mengalami anfal. "Saat anfal Rizka diberi selang oksigen ukuran orang dewasa," ujar Sarita dan suaminya yang harus non stop di depan inckbator menunggui Rizka.
Sehari-hari, kata Sarita, dia harus mengambil upahan bordir di rumah. "Sejak suami saya keluar dari salah satu perusahaan Bank pemerintah tahun 2008, dia bekerja serabutan. Saya harus mengurus anak sambil membordir. Kalau tidak begitu dari mana saya dapat duit buat beli susu," ujar Sarita terbata-bata.
Namun, usaha yang dijalani suami istri ini tak menunjukan perkembangan yang berarti. "Apalagi Rizky, karena sudah kelamaan dipasang selang di mulutnya, dia melepas sendiri selang susunya itu. Lalu, kami coba memberinya dodot. Sejak pakai dodot dan setelah 3 bulan usianya barulah kami tahu kondisi matanya. Pantas selama ini kalau mereka saya kasih makanan mereka tak langsung mengambilnya, cuma melirik-lirik saja tak ada reaksi."
Menurut Sarita, dia pernah disarankan dokter untuk operasi Rizky. "Tapi, kami tak punya biaya karena kalau operasi bisa mencapai dana Rp 30 juta-an. Kata dokter, bayi prematur biasanya syarafnya belum lengkap," ujar Sarita yang pernah mengobati anak-anaknya kepengobatan alternatif.
"Waktu berobat ke pengobatan alternatif mereka bilang kandungan saya terdapat 'miang' kucing yakni virus yang ditularkan oleh kucing. Ada lagi yang bilang mata anak saya ini kenah Parkitson seperti penyakit Muhammad Ali. Syaraf matanya bergerak tapi tak focus."
Sarita sempat putus asa namun harapan itu akhirnya ada ketika dia didatangi tetangganya ke rumah. Tetangga Sarita menyarankan Sarita untuk mendaftarkan Rizky dan Rizka untuk ikut operasi mata Katarak gratis. Sabtu (10/11) Sarita mendaftarkan Rizky dan Rizka ke RS Tentara Putri Hijau.