Pertama, usai ugal-ugalan, Novi berhenti setelah menabrak mikrolet. Kemudian massa marah dan melempari mobil untuk menghancurkan mobilnya(termasuk orang-orang yang ditabrak). Setelah mendekati mobil, ternyata di dalamnya ada seorang wanita dengan hanya mengenakan pakaian dalam. Kemudian massa mundur dan petugas juga mengamankan. Ini juga merupakan peluang dimana massa di sana cukup banyak dan saat kejadian merupakan jam-jam sibuk.
Kedua, saat Novi bersama petugas dibawa ke Polsek Taman Sari. Masyarakat, termasuk media mengikuti hingga ke Polsek. Saat dibawa petugas, Novi sempat bertingkah dan labil, membenturkan badan ke pintu kaca, menjatuhkan diri ke meja kaca sehingga dapat membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Hingga akhirnya satu ruangan dikeluarkan barang-barang yang membahayakan dan hanya tersisa satu buah sofa saja.
"Saat itu kapolsek sgera memerintahkan polwan datang dan membawa baju untuk menutupi Novi. Saat itulah kemungkinan ada oknum-oknum yang diperkirakan memakai kesempatan untuk memotret Novi. Ini yang sedang kita selidiki," ungkap Rikwanto.
Soal foto yang menggambarkan kondisi Novi yang tergeletak di sebuah kasur hitam, kemungkinan foto diambil ketika Novi sudah berada di ruang penyidik.
"Tapi untuk tahap pertama telah diperiksa para anggota, baik yang jaga, polwan sampai dengan kapolsek. Tidak tertutup kemungkinan berkembanga ke rekan media dan masyarakat yang ada di situ," ungkap Rikwanto menegaskan jika penyidikan terus berlangsung sehingga diharapkan masyarakat sabar menanti hasil penyelidikan kasus peredaran foto-foto setengah telanjang Novi.
Soal foto-foto yang beredar kemungkinan diambil di ruang penyidik, menurut Rikwanto, para penyidik telah menyesalkan hal tersebut. "Namun apakah kejadian itu dilakukan saat keamanan ruang penyidik terbuka atau tidak, kemungkinan pelaku merupakan orang familiar (dikenal) di lingkungan tersebut tetap ada, bisa dari media atau masyarakat. Namun jangan berburuk sangka, kita tunggu saja hasil penyelidikan," pungkasnya. Laili