Hanya ada satu jalan menuju kawasan yang terletak di Dupak, Surabaya (Jatim), yakni sebuah kolong jembatan tol yang sempit, gelap, dan kumuh. Gelapnya kolong jembatan, tak peduli siang atau malam, itulah yang kemudian membuat kampung berpenghuni 100-an keluarga ini dinamai Kampung 1001 Malam.
Dan Jumat (14/9) lalu, tampak keriuhan yang berpusat di musala Al Amin dekat kampung itu. Hari itu seakan muncul titik cerah bagi anak-anak Kampung 1001 Malam yang selama ini asing dengan pendidikan. Karena ketidakmampuan orangtua mereka, nyaris tak ada anak yang mengenyam bangku sekolah. Didit Hape, pendiri Sanggar Alang-Alang yang menampung anak-anak jalanan membawa kabar baik di hari itu. "Kami akan memberikan fasilitas pendidikan bagi anak-anak Kampung 1001 Malam. Baik formal maupun non-formal, akan kami bantu," janjinya.
Dengan pengalamannya mengasuh Sanggar Alang-Alang, Didit juga menjanjikan pembinaan keterampilan, seni, dan olahraga bagi anak didiknya. Semoga dengan hadirnya pendidikan di kampung nan gelap ini, titik terang tadi tak hanya menjadi sekadar fatamorgana.
Sukrisna, Gandhi