Lukman Sardi: Saya Harus Bisa Meyakinkan Mereka

By nova.id, Rabu, 23 Juli 2014 | 06:17 WIB
Lukman Sardi Saya Harus Bisa Meyakinkan Mereka (nova.id)

Lukman Sardi Saya Harus Bisa Meyakinkan Mereka (nova.id)

"Lukman Sardi (Foto: Intan) "

Tabloidnova.com - Untuk mengolah cerita seputar tragedi Mei 1998 dan diangkat menjadi sebuah film, Lukman Sardi tentu harus mengumpulkan banyak referensi. Menurutnya, selain banyak membaca buku dan berita seputar peristiwa itu dari sejumlah dokumentasi media massa, Lukman pun banyak berdiskusi dengan para saksi sejarah. "Rata-rata mereka mendukung niat saya membuat film yang sarat pesan moral ini."

Kendati banyak mendapat dukungan, ternyata Lukman juga banyak tersandung kendala dalam proses syuting film ini. Salah satunya soal perizinan untuk meminjam lokasi syuting, fasilitas, atau pun benda-benda yang dapat membuat atmosfer Mei 1998 hidup kembali.

"Ya, kendala paling berat ada di soal perizinan. Istana Merdeka sudah jelas tak bisa dipakai syuting. Jadi saya pakai Istana Presiden yang di Bogor. Lalu waktu saya mau pinjam tank ke pihak tentara, itu juga sempat ditanya macam-macam. Mereka khawatir korps-nya jadi tercoreng gara-gara film ini. Tantangannya di situ, saya harus bisa meyakinkan mereka, saya tak akan menjelekkan pihak mana pun. Ini film sejarah, kita tak boleh lupa. Di sisi lain, saya tidak sedang berusaha membuat sebuah institusi menjadi pihak yang paling bersalah," paparnya.

Oleh sebab itu Lukman mewanti-wanti, film ini tidak akan memperlihatkan sedngan keji apa yang sesungguhnya terjadi di masa itu, seperti tindakan makar penjarahan, pembakaran gedung-gedung dan pusat perbelanjan, bahkan potret kejahatan lain yang bisa membuat orang ngeri. "Saya menitikberatkan pada segi dramanya dan suasana genting yang terasa saat itu. Tidak soal politiknya, kerusuhannya, atau pemerkosaannya."

Harapan Lukman terhadap film yang rencananya akan rilis pada Januari 2015 mendatang ini, "Orang tidak akan pernah lupa pada sejarah dan bisa menangkap pesan positif dari film ini. Semoga bisa jadi tontonan yang mampu membuat orang jadi berpikir ulang tentang Indonesia dan sejarahnya. Itu saja."

Lantas, apa judul film ini nantinya? "Sampai detik ini, sih, saya masih kasih judul "98". Tapi masih dalam proses diskusi terus bersama tim, mungkin saja nanti bisa berubah judulnya. Tunggu saja tanggal mainnya," pungkasnya sambil tersenyum.

Intan/Tabloidnova.com