Anda senang merajut tapi tak suka melakukannya sendirian? Ada baiknya bergabung dengan Komunitas Rajut Jabodetabek. Di komunitas yang terdiri dari beberapa sub komunitas berdasarkan wilayah ini, para anggotanya sering berkumpul untuk merajut sambil mengobrol. Adalah Ari Asih, perempuan asal Bogor yang berinisiatif mendirikan Komunitas Rajut Bogor bersama dua temannya pada April 2008.
Ia mendirikan komunitas ini dua minggu setelah ikut merajut bersama di Kebun Raya Bogor. Sebelumnya, temannya yang tinggal di Amerika memberitahu akan diadakan acara merajut bersama di depan publik secara internasional pada Juni 2008. Ia menerjemahkannya sebagai hari merajut sedunia. Perempuan yang hobi merajut sejak SD ini lalu mengumpulkan penggemar rajut untuk melakukannya di Kebun Raya.
"Saya umumkan di berbagai milis dan kirim SMS ke teman-teman. Ternyata banyak yang datang. Teman-teman di daerah lain tergerak untuk bikin kegiatan serupa dan akhirnya bikin komunitas sendiri-sendiri," ujar Ari. Di Jabodetabek, para penggemar rajut terbagi per wilayah. Antara lain, Cibubur, Ciledug, Bogor, Depok, Bekasi, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Mimo, sebuah toko benang rajut di Jakarta Selatan.
Tahun 2009, sulung dari lima bersaudara ini mengadakan Festival Rajutan Indonesia untuk memperingati hari merajut sedunia. Sejak tahun 2008, acara merajut bersama rutin diadakan tiap tahun. Sayang, ada komunitas di wilayah Jabodetabek yang sepi peminat. Akibatnya, tutur Ari, mereka down. Akhirnya, sejak awal 2012 Ari mengumpulkan komunitas-komunitas ini menjadi Komunitas Rajut Jabodetabek.
"Kami saling menyemangati, kenalan, sharing pola dan ilmu, misalnya tentang benang dan jarum," ujarnya. Tiap bulan masing-masing wilayah tetap berkumpul dan diizinkan membuat acara sendiri, biasanya di restoran atau rumah anggota. Malah, kadang dilanjutkan sampai menginap. Uniknya, anggota komunitas yang jumlahnya ratusan orang ini sangat beragam, mulai dari anak TK sampai nenek berusia 87 tahun!
Merajut bagi anak banyak manfaatnya. "Ingatan tetap tajam karena harus teliti dan berhitung, konsentrasi lebih fokus, dan daya motorik terasah," tandasnya. Bagi orang dewasa, merajut mendatangkan keuntungan karena biasanya setelah mengunggah karya di media sosial akan mendapat pesanan. "Kini makin banyak orang merajut di tempat umum, termasuk di kereta. Padahal dulu saya terpaksa menyembunyikan benang rajut dalam tas karena malu dibilang seperti nenek-nenek. Ha ha ha."
Hasuna Daylailatu