Ketika penampilan muslimah dirasa kurang menarik dan monoton, Hana Tajima Simpson (24) hadir dengan nuansa berbeda. Hijab bertumpuk dipadu gaya berpakaian eklektik diperkenalkan Hana melalui blog miliknya, Stylecovered.com. Tak hanya menulis, Hana juga menciptakan Maysaa, fashion label yang kini banyak dijadikan rujukan para muslimah di negara-negara Barat, seperti Inggris dan Brasil.
Hana sudah mulai akrab dengan dunia desain sejak usia lima tahun. Kebetulan, orangtua gadis berdarah Inggris-Jepang ini berkecimpung di dunia kreatif sejak lama. "Mereka memberikan pengaruh besar bagi saya," tutur Hana yang dihubungi melalui surel ini. Dengan dukungan orangtuanya pula, Hana menciptakan Maysaa enam tahun lalu. "Maysaa artinya 'to walk with dignity'," ujar Hana. Dengan pakem itu, Hana menciptakan garis desain yang sederhana sehingga bisa dipadu padankan dengan busana lain. "Gaya itu memberi saya kesempatan untuk mengeksplorasi lebih kreatif lagi," ujar gadis yang berdomisili di Inggris ini.
Hana yang mengenakan jilbab sejak menjadi mualaf ini pun tak merasa pakaiannya khusus diperuntukkan bagi muslimah saja. "Keindahan dalam konsep Islam ini bergaung dalam diri saya. Menurut saya, bentuk keindahan seperti ini sangat dibutuhkan dalam industri yang menyamakan keindahan dengan sensualitas," ucapnya jujur.
Sebelum memeluk Islam, Hana tumbuh di daerah pedesaan bernama Devon di sebelah barat daya Inggris. Ia bersentuhan dengan Islam ketika masuk perguruan tinggi di Inggris lewat teman-teman kuliahnya. Di mata Hana, "Mereka menjaga jarak terhadap mahasiswa tertentu. Mereka menolak saat diajak pesta di klub dan menghabiskan waktu di perpustakaan untuk berdiskusi," ujar Hana melalui blog pribadinya. Bagi Hana, ini sangat menarik.
Saat itulah, menurut Hana lagi, dirinya mulai tertarik mempelajari filsafat Islam dan membaca al Quran. "Semakin banyak saya membaca, semakin saya setuju dengan ide-ide di dalamnya," ujar Hana yang kemudian mantap menjadi muslimah dan mengenakan jilbab di usianya yang ke-17.
Diakui Hana, keputusan mengenakan jilbab di negara Barat yang sebagian besar terjangkit Islamofobia setelah peristiwa 11 September 1998 di Amerika Serikat, memancing respons beragam. Banyak mata memandangnya dengan tatapan aneh. Tapi justru karena itulah Hana menghadirkan Maysaa. Ia ingin menunjukkan kepada mayarakat Barat, perempuan muslim pun dapat tampil dengan gaya chic dan modis, mengikuti tren masa kini, namun tetap sesuai syariat Islam.
Tak hanya mendesain pakaian, Hana juga piawai merancang perhiasan. Belum lama ini Hana merancang sebuah gelang yang penjualannya diperuntukkan bagi amal. Gelang lapis emas berbentuk capung itu ia namai Dragonfly Friendship Bracelet. "Saya juga menyisihkan 10 persen penjualan Maysaa untuk amal. Setidaknya ada yang bisa saya lakukan untuk membantu sesama meskipun kecil."
Renty