Lebih memprihatinkan lagi, kecelakaan itu terjadi lantaran bus tersebut ke luar jalur busway lantaran tak sabar menunggu bus lainnya yang sedang berhenti di halte di depannya.
Keprihatinan ini diungkapkan oleh Ketua Umum Bike to Work , Toto Sugito, saat acara penggalangan dana untuk Puji Prasetya, remaja berusia 13 tahun yang menjadi korban tersebut, di Musium Bank Mandiri Jakarta Jumat malam (10/8). "Ini sangat ironis dan menjadi keprihatinan kita semua," kata Toto di depan sekitar seratus pesepeda dari beragam komunitas di Jakarta ini.
Langkah awal yang dilakukan Toto adalah menggalang dana untuk membantu dana pengobatan siswa kelas VI di SLB, Cempaka Putih ini. Penggiat sepeda ini lalu menghubungi beberapa komunitas seperti Kompas Gramedia Cyclist (KGC), Kosti, Komunitas BMX, dan juga Komunitas Sepeda MTB untuk turut serta menggalang dana untuk anak tukang tambal ban ini. Gerakan spontan ini akhirnya bisa mengumpulkan dana sekitar 17 juta lebih. Ini belum termasuk uang hasil kolekan saat acara berlangsung.
Mintarto (45), ayah Puji yang hadir dalam acara tersebut menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya, sang anak saat itu bersepeda di jalur yang memang tertutup bagi kendaraan bermotor. "Anak saya sangat senang bersepeda. Dia selalu pergi bersepeda saat ada Car Free Day. Ya, maklum, hanya saat itulah anak-anak bisa main sepeda sepuasnya tanpa gangguan kendaraan bermotor," papar warga Cempaka Putih yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah ini.
Ditambahkan Mintarto, biasanya jika bersepeda saat Car Free Day, Puji selalu ditemani keluarganya. "Tapi karena saat puasa, habis sahur kami kembali tidur. Nah, saat itu Puji pergi bersama teman-temannya," tandas Mintarto yang sangat haru atas perhatian beberapa komunitas sepeda terhadap Puji maupun keluarganya. "Sebelumnya dari KSI (Komite Sepeda Indonesia, Red) juga sudah menyerahkan sumbangan sebesar Rp 15 juta."
Akibat kecelakaan itu, kondisi Puji, papar Mintarto sangat mengkhawatirkan. Tempurung kepalanya retak dan mengalami pendarahan yang keluar dari telinga. Lehernya juga harus mengunakan penyangga. "Saat kejadian Puji langsung dirawat di ICU RS Islam Cempaka Putih.
"Sekarang sudah di ruang perawatan walau kondisinya masih mengkhawatirkan." Semua biaya perawatan, lanjut Mintarto, akan ditanggung oleh pengelola bus Trans Jakarta. "Sebelumnya pihak Pemda juga akan membantu. Tapi sampai sekarang belum terealisasi. Tapi Pak Lurah sudah dua kali menengok Puji di rumah sakit."
Kejadian yang dialami Puji memang menjadi keprihatinan kita semua, khusunya bagi pesepeda di Jakarta. Untuk itu, Toto mengajak semua pesepeda di Indonesia untuk mendesak pemerintah segera memberi fasilitas keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas seperti tertuang dalam UU No.22 tahun 2009 pasal 62.
Momentum ini, lanjut Toto, menjadi waktu yang tepat untuk mendesak pemerintah memberikan fasilitas kepada para pesepeda dan pejalan kaki seperti yang diamanatkan dalam undang-undang lalu litas ini. Beberapa kegiatan pun sudah dirancang pihak B2W beserta komunitas sepeda lainnya dalam beberapa pekan mendatang. "Harapan kami, jangan ada Piji-Piji yang lain lagi," tandas Toto.
Krisna