Ngabuburit itu bukan saja dilakukan para mahasiswa USU, tapi juga mahasiswa Unsyiah Banda Aceh dan Andalas padang. Lokasi ngabuburit yang dilakoni mahasiswa-mahasisii di sekitar lokasi kampus itu sudah ada sekitar 5 tahun yang lalu setiap bulan puasa. Biasanya, mereka akan menggelar dagangan mereka di dalam mobil. Jadi, jika turun hujan mereka tinggal menutup jualannya.
Tiga sekawan, Ibrahim dari Fakultas Ekonomi UMSU semester 5, Ocha ( yang sendiri wanita, diantara teman-temannya) mahasiswi Fakultas Ekonomi Keuangan USU dan Putra jurusan TI semester 3 USU. Teman sepermainan ini mengandalkan kue buatan ibunya untuk dijajakan. Walau belum selesai kuliah, tapi mereka sudah mulai tertarik berbisnis karena sesuai dengan jurusan yang mereka pilih, Ekonomi.
"Kami harus tiba di lokasi jam 16.00 Wib dengan bawaan masing-masing. Sebelumnya, kami pernah buka usaha Warkop (Warung Kopi,red) di kawasan Jl Kaswari. Waktu itu kamu joint bertujuh orang. Namun, usaha itu hanya berjalan 5 bulan dan kami berhenti jualan. Karena saat itu lokasi kami dikontrak orang dengan bayaran yang lebih tinggi. Jadi, kami hengkang dari situ," ujar Ocha yang ditunjuk sebagai juru bicara dari teman-temannya, " kami sudah 2 tahun belakangan ini berjualan disitu."
Dasar memang ingin usaha. Mereka tertarik dan iseng ikut jualan di kawasan kampus USU. Selain ditabung buat jajan, mereka juga memberikan kue-kue jualan mereka ini ke Masjid jika dagangan mereka tak laku.
Dari mulai Risol Ayam, Martabak Telur mereka banderol tiga potong Rp 2000, Klepon juga dibanderol tiga potong Rp 2000, Kue Sus Rp 1000 dan lain-lain. Rata-rata sehari mereka membawa kue-kue ini sekitar 500 kue. " Ya, lumayanlah untungnya. Kemarin untung 30 % dari modal. Kami bertiga harus mengeluarkan modal Rp 100 ribu/orang. Jadi, kalau ditotal modal kami cuma Rp 300 ribu, " ujar Ocha sumringah.
Selain Ocha, Ibrahim dan Putra, tak jauh dari lokasi mereka jualan, ada lagi empat orang wanita yang mengenahkan baju mencolok karena bergaya baju sama mengenahkan busana warna pink. " Ya, kami sengaja memilih busana sama agar tampil beda. Hari ini adalah hari pertama kami jualan. Jadi, kalau besok kami akan berembug lagi pakai baju warna apa," ujar Ica jubir dari teman-temannya.
Uniknya, empat sekawan yang dulunya satu sekolah di SMA Negeri 4 Medan ini, melanjutkan kuliahnya di luar kota. Seperti Ica, Encin dan Meme misalnya, mereka kuliah di Fakultas Kedokteran Unsyiah semester 3 dan Devi di semester 5. Sedangkan, Meme, kuliah di FKG Universitas Andalas, Padang juga semester 3.
"Karena sekarang sedang libur dan momennya puasa, kami sengaja mencari kegiatan, selain untungnya buat beramal juga untuk modal jualan besoknya," jelas Ica. Ica, Encin, Devi dan Meme sepakat menjual penganan dan minuman yang mereka buat sendiri.
"Kami buat sop jelly yang dibanderol Rp 3 ribu, mie Rp 4 ribu, aneka gorengan per potong Rp 2 ribu. Cukup dengan modal Rp 50 ribu per orang kami bisa meraup untung 30 sampai 40 persen," ujar Ica mengaku karena mereka rata-rata libur kuliah jadi tak ada paksaan bagi mereka berjualan," ya santai sajalah," aku mereka berbarengan.
Bukan hanya mahasiswa USU saja yang berjualan di lokasi ngabuburit itu tapi mahasiswa UISU dan UMSU juga ikut berpartisiasi. Indah (21) misalnya mahasiswa F.Kedokteran USU semester 7 mengajak kedua temannya Tania (20) dari F. Kedokteran UISU dan Emil (21) dari TI UMSU baru kali ini mencoba peruntungan nasib di areal lokasi kampus.
Biasanya, tiga serangkai ini memasak sendiri penganan berbuka itu. "Ada kacang hijau yang kami banderol Rp 7 ribu, bubur pedas serta anyang dipatok Rp 8 ribu dan kue-kue dimasak di rumah masing-masing. Ada juga bubur sum-sum dipatok Rp 7 ribu/cup," ujar Tania mengaku dengan modal Rp 100 ribu/orang mereka sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan buat tabungan mereka.
Debbi Safinaz