Motif gantung diri ini terungkap setelah polisi memeriksa handpone korban yang ditemukan pesan singkat dari pacarnya. Dalam pesan singkat sebanyak enam kali itu bernada marah. Sang pacar berniat memutuskan hubungan cintanya dengan korban.
"Isi pesan singkat mengarah ke arah memutuskan hubungan," ucap Kepala Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini, Komisaris Polisi (Kompol) Ahmad Mariyadi kepada wartawan.
Saat ditemukan tewas, headset ponsel korban terpasang di telinganya. Ramli bunuh diri dengan menggunakan tali jemuran berwarna biru, yang diikatkan pada terali besi tangga di lantai II. Korban pertama kali ditemukan oleh rekan kerjanya bernama Dudi (25). Keduanya diketahui tinggal bersama di lokasi proyek.
Kepada polisi, Dudi menceritakan, saat itu, dia terbangun karena hendak buang air kecil. Rumah yang ditinggalinya masih proses pembangunan. Karenanya, untuk buang air kecil, ia harus memutar lewat belakang rumah. Tak disangka, di lokasi tersebut, Dudi menemuka rekan kerjanya sudah dalam keadaan tewas tergantung di teralis tangga besi.
Melihat rekannya tewas, Dudi panik dan langsung berlari keluar rumah. Dudi lantas melaporkan peristiwa itu ke satuan pengamanan (satpam) perumahan yang selanjutnya meneruskan laporan itu ke Markas Polsekta Rappocini.
Sekitar pukul 06.30 Wita, petugas Polsekta Rappocini bersama tim identifikasi dari Polrestabes Makassar sudah berada di lokasi untuk mengamankan TKP. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Makassar untuk dilakukan visum sebelum jenazah diambil pihak keluarga. Hanya saja, pihak keluarga korban, Ramli, menolak untuk dilakukan autopsi maupun visum, dan jenazah langsung dibawa ke rumah duka.
.
.