Akibat tabrakan KA melawan mini bus itu fatal. Kiai Tobroni, Ifa dan Nuril Anwar meninggal di tempat kejadian. Kiai Asnawi, istri, serta putrinya, Sahwa Ummil Adha dilarikan ke rumah sakit di Kebumen masih dalam kondisi kritis. Belakangan, ketiganya juga mengembuskan napas terakhir dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Kiai Asnawi meninggal di RSUD Kebumen, sementara Siti dan Sahwa yang dilarikan ke RS Margono Banyumas, juga meninggal sehari kemudian. Mereka sudah dimakamkan di Dusun Waja, Jagapaten, Buluspesantren, Kebumen. Tidak jauh dari rumah orangtua Asnawi, Kiai Alwi Toha.
Kini, pangkrak atau tempat tinggal Kiai Asnawi yang berada di belakang BRI Tambakrejo, terlihat sepi. Tidak ada lagi yang datang mengaji karena kiai muda sekeluarga itu sudah tiada. Innalillahi wa Inna Illaihi Roji'un.
Isyarat Pertemuan Terakhir
Duka mendalam masih dirasakan kedua orangtua Kiai Asnawi, yakni pasangan Kiai Alwi Toha dan istrinya Hj. Partimah (65). Menurut ibu lima anak ini, Asnawi terakhir kali mengunjunginya Sabtu (12/5). Kala itu, Asnawi datang menghadiri hajat pengantin tetangganya. Saat itu, tidak ada tanda-tanda kedua anaknya akan pergi selamanya, terlebih bersama istri dan kedua cucunya.
Sabtu (19/5) kala NOVA mengunjunginya, tangis dan doa selalu terdengar dari mulut Kiai Alwi. Tamu-tamu masih berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa. "Sudah... sudah, jangan diceritakan lagi. Kami sudah ikhlas," ucap Kiai Alwi dan istrinya kepada tamu-tamunya.
Alwi adalah anak bungsu pasangan Kiai Toha-Partimah, sementara Tobroni adalah putra keduanya. "Dari lima anak saya, cuma satu yang perempuan," terang nenek 23 cucu ini. Dengan meninggalnya Nuril Anwar, Zahwa, serta Ifa, kini cucunya tinggal 20.
Kepergian Asnawi untuk selamanya, sebenarnya sudah "diisyaratkan" kiai lulusan Ponpes Watucongol, Magelang itu, kepada sahabatnya, Mutasil. Sabtu (12/5) keduanya bersua di rumah Mutasil di Desa Waja. "Dia datang ke pesta pernikahan adik saya. Waktu itu Asnawi mengatakan, itu adalah pertemuan terakhirnya dengan saya. Lalu saya bilang, 'Janganlah begitu'. Saya tidak mengira, ucapannya benar-benar jadi kenyataan."
Rini Sulistyati