Produk Trendi untuk Alas Kaki (2)

By nova.id, Sabtu, 2 Juni 2012 | 23:54 WIB
Produk Trendi untuk Alas Kaki 2 (nova.id)

Produk Trendi untuk Alas Kaki 2 (nova.id)

"Foto: Dok Pribadi "

La Spina Sentuhan Tradisional & Modern

Merasa bersalah sering membuang sepatu yang lapuk lantaran jarang dipakai, Lianna Gunawan (34) akhirnya memutuskan berbisnis sepatu. Sempat menjual sepatu buatan orang lain, perempuan yang dulu mengoleksi 150 pasang sepatu ini memutuskan memproduksi sepatu sendiri. "Sewaktu berjualan sepatu, saya jadi nombok karena sepatu yang dipesan pembeli berbeda ketika tiba di tangannya. Akhirnya, bikin lagi tapi biayanya saya yang tanggung," kenangnya.

Sebelumnya, Lianna pernah pula pesan sepatu lewat dunia maya, tapi hasilnya tidak memuaskan. Dengan memproduksi sendiri, ia mengaku bisa mengawasi dan mengoreksi bila ada kesalahan. Kebetulan, istri seorang pengusaha ini punya banyak kain batik yang belum pernah digunakan di lemarinya. Kain itulah yang ia jadikan bahan sepatu. "Kain tradisional dipadu dengan sepatu bergaya modern, hasilnya sepatu yang cantik. Ternyata, sesuatu yang bersifat heritage bisa kita modernisasikan," jelasnya. Sejak itulah ia membuat La Spina. Tantangan muncul karena membuat sepatu batik ternyata tak semudah sepatu biasa.

"Banyak teknik layering, harus disiasati agar tidak berkeriput, "jatuhnya" bagus, dan presisinya pas di kiri dan kanan. Attention to detail itu penting," papar Lianna. April 2011, Liana meluncurkan La Spina di Inacraft. Lebih dari 300 pasang sepatu yang dibawanya ke pameran ludes terjual dalam dua hari.

Kini, La Spina yang memenangi beberapa penghargaan ini memakai ulos dan songket. Liana juga diminta memajang produknya di beberapa toko retail, antara lain Alun-Alun di Plaza Grand Indonesia dan Mall of Indonesia.

Seiring perkembangan, kesempatan kerjasama datang bertubi-tubi. Dalam waktu dua bulan sejak diluncurkan, La Spina sudah membuka dua gerai. "Percaya atau tidak, sejak diluncurkan, hampir setiap minggu saya pameran di Jakarta Convention Center berkat tawaran dari pihak lain. Saya sampai bertanya pada diri sendiri, ini mimpi atau bukan, ya?" tutur Lianna yang pada Juli 2011 meluncurkan situs www.laspinacollections.com.

Lianna juga diajak pemerintah Jepang yang notabene sangat ketat menyeleksi produk impornya untuk ikut pameran dagang di sana. "Mereka memberi sponsor penuh selama dua minggu pada Oktober 2011 di Tokyo dan Osaka. Ada tim ahli dari sana yang datang menyeleksi UKM-UKM di sini. Saya lolos. Setelah itu mereka datang lagi, melihat seluruh proses produksi La Spina di workshop," paparnya.

Kini La Spina sudah merambah ke department store kelas atas. Selain ke Jepang, La Spina yang terjual 100-300 pasang sepatu per bulan juga sedang menjajaki untuk masuk pasar Kanada, Korea, dan Eropa. La Spina yang menurutnya tidak lengket di kaki dan nyaman meski berhak tinggi, diproduksi dalam model sepatu datar (flat), sandal, wedges, heels, dan ankle boots.

 Hasuna