"''Metode Chiropractic bisa diterapkan untuk segala usia, dari anak-anak hingga lanjut usia,''jelas Tinah. (Foto: Dok Pri) "
Kepedulian Tinah terhadap chiropractic kemudian disalurkannya lewat menjadi pembicara di berbagai seminar kesehatan tulang belakang. Lalu, "Bekerja sama dengan Departemen Kesehatan saya membuat program kurikulum Asistant Chiropractic. Juga membuat program Conversion Program dari dokter umum untuk mempelajari chiropractic."
Atas dedikasinya Tinah dianugerahi berbagai penghargaan, antara lain Golden Key International Honour Society, Felowship in the International College of Chiroparctors (sebagai pelopor pendidikan chiropractic di Indonesia), dan MURI (sebagai chiropractor perempuan pertama di Indonesia). Toh, Tinah tetap rendah hati. "Saya berusaha melakukan yang terbaik. Penghargaan yang saya terima ini karena Tuhan sangat baik pada saya dan keluarga," ucapnya.
Saat ini, Tinah bersama Dr Sukarto SpKp mendirikan Sekolah Chiropraksi pertama di Indonesia. "Saya mendapat tugas dan menjadi kewajiban saya membawa profesi ini dikenal di Indonesia," katanya sambil menjelaskan beberapa kurikulumnya. "Kurikulum sekolah Chiropraksi di Indonesia bernama Biomedical Medicine, bekerja sama antara Pusdiklat Perchirindo, asosiasi Chiropractic di Indonesia dengan ITM, Melbourna. Para dokter umum bisa masuk ke sekolah ini dalam 3 semester atau 18 bulan."
Selama mengembangkan ilmu ini di Indonesia, Tinah mengaku banyak merasakan suka ketimbang duka. "Ternyata banyak sekali orang-orang yang membutuhkan chiropractic care. Masyarakat Indonesia cukup responsif dengan metode chiropractic yang tanpa menggunakan obat dan operasi."
Saat ini, Tinah berharap bisa memperluas lagi keberadaan chiropractic di berbagai wilayah Indonesia. "Saya harap pendidikan chiropractic ini bisa menghasilkan dokter chiropractic bertaraf international."
Noverita K. Waldan