3 Perempuan Pemberani di TSI Prigen (2)

By nova.id, Senin, 2 April 2012 | 07:09 WIB
3 Perempuan Pemberani di TSI Prigen 2 (nova.id)

3 Perempuan Pemberani di TSI Prigen 2 (nova.id)
3 Perempuan Pemberani di TSI Prigen 2 (nova.id)

"Foto: Amir Tejo/Dok Nova "

Ivan Chandra, Kurator TSI Butuh Komitmen TInggi

Menjadi keeper perempuan di Taman Safari Indonesia ternyata tidak mudah. Syaratnya, selain berpenampilan menarik, cinta terhadap satwa, juga harus mempunyai rasa dan tanggung jawab yang tinggi. Karena peran keeper di dalam sebuah kebun binatang, adalah ujung tombak dalam pemeliharaan satwa, termasuk soal kesejahteraannya.

Jika ada satwa yang mengalami gangguan kesehatan, maka keeper lah yang seharusnya paling tahu. Karena keeper yang berinteraksi dengan satwa asuhannya setiap hari. "Dokter hewan biasanya baru mengetahui ada satwa yang sakit dari informasi keeper," ujar Ivan Chandra, Kurator Taman Safari Indonesia Prigen.

Kata Ivan, meski tanggung jawab keeper terbilang berat, di Taman Safari Indonesia Prigen, perempuan pun diberi kesempatan untuk menjadi keeper. Namun bedanya, keeper perempuan di TSI lebih banyak untuk kepentingan pertunjukkan satwa.

"Keeper perempuan sengaja dipilih yang berpenampilan menarik, karena dia memang berhadapan langsung dengan penonton," ujar kurator satwa terbaik se-Asia ini.

Sedangkan untuk keeper laki-laki, perannya lebih banyak di belakang layar karena dia biasanya yang bertugas untuk melatih satwa hingga siap tampil di hadapan penonton. Bila seekor satwa dianggap sudah siap tampil di hadapan penonton, baru lah keeper perempuan terlibat pada saat pementasan.

Meski tidak terlibat secara langsung dalam melatih satwa, keeper perempuan juga tetap wajib berinteraksi dengan satwa yang akan menjadi pemainnya. Interaksi ini tujuannya agar satwa juga mengenal keeper perempuan yang akan memandunya. "Satwa dilatih sejak kecil. Oleh karena itu satwa juga harus mengenal keeper perempuan yang nantinya akan tampil bersama dia," ujar dokter hewan lulusan Universitas Airlangga ini.

Selain itu, tanggung jawab yang tinggi juga dibutuhkan dalam hal mengatasi rasa kebosanan. Sebab, bisa jadi seorang keeper seumur hidupnya akan mengurusi satwa yang sama akibat persoalan kedekatan dengan satwa. Tak mudah menggantikan seorang keeper dengan keeper lainnya. Namun jika ada keeper yang merasa bosan dengan pekerjaannya, maka komitmennya patut dipertanyakan.

"Sejak awal rekrutmen selalu kami tekankan komitmen itu. Karena memang tidak mudah menggantikan keeper ke posisi lain. Sebab ini ada hubungannya dengan soal kedekatan dengan satwa. Jika sejak awal mereka sudah tidak sanggup, apa boleh buat lebih baik tidak usah bergabung saja dengan TSI," tegas Ivan.

 Amir Tejo