Megat Molina Tekuni Bisnis Boga Karena Susah Cari Kerja

By nova.id, Jumat, 30 Maret 2012 | 22:54 WIB
Megat Molina Tekuni Bisnis Boga Karena Susah Cari Kerja (nova.id)

Megat Molina Tekuni Bisnis Boga Karena Susah Cari Kerja (nova.id)

"Megat Molina (Foto: Debbi) "

Sehari-hari Dra Megat Molina MPd (44) terlihat sangat sibuk dan aktif. Ibu dari Dea Melina (17) yang juga Ketua DPD Ika Boga (Ikatan AhIi Boga Indonesia,red) sangat hobi memasak. Sejak lima tahun lalu wanita berkulit putih dan selalu berpenampilan chic ini gemar bereksperimen tentang masakan sehingga 'menggiringnya' jadi pengusaha makanan.

Tangan Molina terlihat cekatan dan telaten mencampur beberapa bahan-bahan sayuran dihadapannya. Wortel, kentang, sawi putih, tomat, bawang merah dan cabe merah semua dirajang dengan cekatan. " Beginilah kerja saya sehari-hari tiada hari tanpa masak. Bisa tiga atau empat hari dalam seminggu saya menerima catering.

Di awal-awal usaha catering kerja saya harus rangkap. Mulai belanja, masak hingga menata makanan dalam wadah dan ditaruh diatas meja saya lakukan sendiri. Tapi, itu dulu, sekarang tugas saya lebih focus dalam soal memasak saja. Untuk urusan belanja dan lain-lain sudah didelegasikan pada orang," ujar wanita berkaca mata minus satu ini.

" Saya memulai usaha di bidang jasa boga ini tak mesti menyiapkan modal besar. Langsung jalan begitu ada keinginan. Jadi tak usah hanya sekedar dipikirkan tapi langsung action dengan mengusung konsep 3D, do it, do it dan do it," ujar Molina menjelaskan pomeo bisnis makanan harus membutuhkan keahlian khusus memasak," itu memang benar, tapi keahlian  memasak itu nomor dua yang penting adalah kemampuan manajemen dan pengembangan jaringan.

Sejak usia 19 tahun Molina sudah terlihat sibuk mencatat resep-resep masakan dan mengumpulkan di dalam map. Resep-resep masakan dan dari mana saja selalu dicatat bahkan sesekali dihapal diluar kepala. Namun, seiring perjalanan  waktu, wanita berpostur aduhai ini membuat file-file resep masakan dalam bentuk CD. " Untuk mengasah kemampuan 'melahirkan' resep masakan baru, setiap coba resep baru saya selalu memuat resep ke media online."

Setelah memiliki kemampuan memasak yang cukup handal, lambat laun Molina mulai menerima order catering. Awalnya, wanita super sibuk ini sering nerima order dari teman-teman dan para kerabatnya. Bahkan, setelah orang tahu kelezatan masakannya Molina mulai menerima order acara Ultah, pesta perkawinan dan lain-lain. Percaya atau tidak, Molina mengawali usahanya praktis tanpa modal. " Cukup dengan modal kepercayaan orang saja," ujar lulusan S2 Tata Boga Unimed Medan.

" Awal mulanya usaha di bidang boga ini karena sulitnya cari kerja. Saya masih ingat, saat pertama kali terima order. Waktu itu saya menyewa jasa orang lain untuk memasak. Apalagi, saya belum  begitu mahir masak. Saya juga terus mengasah kemampuan otak saya untuk memasak. Oiy order satu porsi waktu itu masih Rp 2500 lho, " ujar Molina mengaku sebenarnya tak suka masak di awal-awal bisnisnya.

Bagaimana Molina bisa mengelola bisnisnya ? " Strateginya yakni mengelola biaya pemasukan order. Setiap klien saya minta seperempat biaya DP awal, yang nantinya uang itu saya gunakan untuk menyewa peralatan," ujar Molina yang menggeluti usaha ini sejak dua puluh tahun lalu.

Bagian setengah lagi, kata Molina, untuk biaya masak dan sisanya tentu saja untuk keuntungan. Dengan strategi seperti itu otomatis Molina tidak memerlukan biaya untuk mengelola bisnisnya. Strategi ini pula yang dijalankan Molina hingga saat ini.

" Tapi bagaimana pun kita tetap membutuhkan modal tambahan, yang gunanya buat menambah inventaris yang tujuannya agar perusahaan ini lebih besar. Apalagi, saya kan harus memiliki alat sendiri dan tak perlu sewa lagi," aku Molina yang mendapat pinjaman dari pihak bank.

Meski tak perlu pintar masak, seorang pengusaha catering harus tetap belajar memasak. " Bagaimana kita tahu kualitas masakan kalau kita tak pintar masak," imbuhnya. Agar lebih mendalami masak memasak Molina jadi lebih 'mendalami' masakan dari orang-orang yang pernah dia sewa jasanya untuk memasak.

Dulu, lanjut Molina, sebelum menyewa jasa seseorang, dia selalu menanyakan resep-resep masakan untuk diujinya. " Dari beberapa resep saya uji cobakan di dapur untuk mendapat resep yang terbaik," papar ketua DPD Ika Boga yang terus mengembangkan usaha cateringnya karena untungnya lumayan.

Molina  menamakan usahanya Memo Group (MG). Kini nama MG sudah tak asing lagi bagi warga Medan umumnya dan Sumatera Utara khususnya. Karena sudah cukup dikenal orang, Molina mulai merambah jaringan ke bisnis Memo Pesta, Memo Catering, Memo Sea Food, Memo Cookies serta mengelola pendidikan keterampilan Tata Boga dan Tata Rias.

Mulai dari Ultah, Syukuran, Pesta Perkawinaan dan even-even besar di Medan sering pakai jasa MG. Semua itu mulai dari  pemesanan catering, pemesanan tenda pesta band dan lain-lain. Beberapa kantor pemerintahan seperti kantor Gubernur, Poldasu, Unimed merupakan pelanggan setianya. " Saya juga sering diundang untuk acara open house di rumah Ketua DPRD Sumut dan Wakapolda Sumut."Karena sudah cukup punya nama sejak 2006 lalu Molina ditunjuk  sebagai Ketua DPD Boga. Dr Dewi Motik Pramono, M.Si adalah Ketua Umum DPD Boga yang pertama. Ikaboga adalah Ikatan Ahli Boga yang berdiri sejak 3 Desember 87' lalu.  " Ikaboga adalah wadah tunggal ahli boga yang diprakarsai pendirinya oleh Prof. Dr WP Napitupulu ( waktu itu Dirjen Diklusepora, Departemen Pendidikan Nasional)."

Tujuan Ikaboga," yakni memberikan keterampilan tata boga pada masyarakat luas baik remaja, anak putus sekolah, ibu rumah tangga, karyawan dan lain-lain. Tujuannya tak lain tak bukan untuk memberikan bekal kemampuan usaha jasa boga pada pelaku bisnis catering, menunjang peserta didik dan meningkatkan penguasaan pengolahan makanan dan jenis bahan-bahan yang akan diolah serta memberikan persiapan dalam pelatihan ujian Nasional," terang Molina.

Kursus memasak yang dilaksanakan Molina dalam jangka panjang dan jangka pendek. " Untuk kursus memasak jangka pendek dengan ujian lokal yang dikeluarkan oleh LKP Tata Boga meliput paket kursus catering, kursus cafe, kursus rantangan rumah tangga, kursus kue kering (kue kecil), kursus cake, kursus kue tradisional dan kursus aneka juice," kata Molina mengaku sampai sekarang dia masih terus belajar dan belajar.

" Saat saya ke Lombok kemarin disana saya pelajari apa makanan khas di sana dan bagaimana cara mengelolahnya. Bisnis boga saat ini masih cukup menjanjikan. Untuk bidang masakan arahnya masih ke masakan tradisional," ujar istri Hasanul Arifin ini.

Untuk menularkan keahliannya di bidang usaha Boga. Wanita yang sehari-hari berhijab ini menularkan keahliannya dengan membuka LKP Memo yang merupakan Lembaga Keterampilan dan Pelatihan Tata Boga. Lewat LKP ini, Molina yang belatar belakang pendidikan S2 Tata Boga Unimed ini membuka program kursus memasak jangka panjang dan jangka pendek.Debbi Safinaz