Antasari hanya mendapat izin untuk menyaksikan proses siraman, Kamis (8/3) dan akad nikah, Jumat (9/3). Semua proses adat di dua hari yang berharga itu dijalaninya dengan khidmat. Sementara untuk acara pesta perkawinan anaknya yang digelar Minggu (11/3) di Balai Kartini, Jakarta, Antasari harus rela melewatkannya di penjara.
Meski mendapat izin selama dua hari, pria yang hobi mengenakan batik ini tak boleh menginap di rumahnya. "Selesai acara ini, Bapak balik lagi ke tahanan. Jumat pagi ke sini lagi dan malamnya balik ke penjara," kata sang istri, Ida Laksmiwati.
Sejak acara dimulai, suasana memang sudah mengharu-biru. Apalagi ketika Antasari minta maaf kepada Dita karena sebagai orangtua tidak bisa menunggui dan menyaksikan prosesi pernikahan dari awal sampai akhir. "Tentu Dita ingin seperti teman-temannya saat menikah, yang ditunggui dari prosesi siraman sampai resepsi. Tapi karena suatu hal, Papa tidak bisa melakukan. Maafkan Papa, Dita..." kata Antasari terbata-bata.
Permintaan maaf Antasari kepada putrinya itu membuat beberapa tamu undangan turut berkaca-kaca. Apalagi, setelah itu acara dilanjutkan dengan prosesi sungkeman. Alunan gamelan yang mendayu-dayu membuat suasana makin syahdu.
Hidup Sederhana
Ida memang sedikit kecewa karena sang suami tidak diizinkan mengikuti seluruh prosesi pernikahan putrinya hingga acara resepsi. "Kami sekeluarga pasti kecewa. Tapi mau apa lagi, acara harus tetap jalan meski tanpa dia," kata Ida.
Terlebih bagi Dita. "Dia juga kecewa. Ini, kan, peristiwa yang hanya sekali terjadi dalam hidupnya. Tapi kami harus mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Ini mungkin jalan yang harus kami lalui," jelas Ida yang membandingkan ada tahanan yang diizinkan pergi ratusan kilometer untuk suatu acara.