Awalnya, pria yang hobi masak ini hanya menempati warung sewaan seluas 8 x 4 meter persegi di Jl. Siwalan No 1, Semarang. Dibantu empat karyawan, Untung nekat mewujudkan obsesi membuka RM. "Modalnya Rp 10 juta. Saya kerjakan semua, dari belanja sampai mengepel lantai rumah makan," tutur sarjana ekonomi lulusan Atmajaya yang didukung sang istri.
Live Music & Rujak
Meski ia menjual menu berbasis ikan atau sea food, pelanggannya lebih suka memsan menu aneka jenis gulai kepala ikan (kakap, salmon, nila). "Saya juga menyediakan ikan gindara, dori, shishamo, kerapu, kembung, salmon fillet. Ada juga tetelan salmon, dimasak gulai dan sup. Juga rica-rica, asam manis, taoco. Menu kedua yang paling diminati pembeli, ikan nila dan belly (perut ikan) dimasak gulai," jelasnya.
RM Pak Untung menerapkan konsep open kithcen. "Silakan melihat langsung saat saya masak. Tiap hari saya turun ke dapur, kok. Sambil menunggu saya masak, pembeli bisa menikmati sajian live music atau makan rujak dari pedagang gerobak yang mangkal di depan resto. Dari pada keliling belum tentu ada pembeli. Intinya, saya ingin berbagi rizeki sama yang lain." Tiap hari, kata Untung, ada sekitar 300 pelanggan yang datang.
Menu yang disajikan Untung per hari ada lebih dari 40 macam. Tiap jam makan siang selalu dipadati pengunjung. RM Pak Untung buka dari Senin sampai Sabtu, pukul 09-30 - 21.00. Minggu ia menutup RM-nya. Namun pada hari besar tetap buka, kecuali Lebaran. Resto Pak Untung kini juga sudah memiliki cabang di Ruko Puri Anjasmoro Blok B I no 12, Gadjah Mada 73. "Sama-sama pakai konsep open kitchen," lanjutnya. Seporsi gulai kepala ikan harganya mulai Rp 9 ribu sampai Rp 30 ribu.
Rini Sulistyati