Ketika Bocah Menusuk Bocah (2)

By nova.id, Sabtu, 3 Maret 2012 | 02:45 WIB
Ketika Bocah Menusuk Bocah 2 (nova.id)

Ketika Bocah Menusuk Bocah 2 (nova.id)
Ketika Bocah Menusuk Bocah 2 (nova.id)

"''Pelaku diancam hukuman 12 tahun penjara,'' ujar Kapolres Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharani. (Foto: Renty/Nova) "

Selalu Ada Penyebab

Seorang anak, kata Roslina Verauli, M.Psi, psikolog dari RS Pondok Indah Jakarta, tidak pernah dengan sengaja melukai orang lain secara tiba-tiba. Dengan kata lain, si anak biasanya punya penyebab atas perilaku bermasalahnya. "Jadi, harus ditelusuri lebih dulu sejak kapan dia melakukan tindakan yang menyakiti orang lain," ujar Vera saat dihubungi Jumat (24/2).

Dalam ilmu psikologi, lanjut Vera, memang ada anak yang cenderung memiliki perilaku yang dianggap mengganggu. Ciri gangguan perilaku ini antara lain menyakiti hewan, menyakiti orang lain seperti berkelahi, memaksakan tindakan seksual, merusak properti, mencuri, masuk rumah orang lain tanpa izin, sering bolos sekolah, dan lari dari rumah.

Nah, jika seorang anak memiliki dua atau lebih ciri di atas dalam kurun waktu tertentu, "Bisa dipastikan dia menderita conduct disorder. Pasti ada asal muasalnya mengapa masalah ini muncul. Misalnya, dia punya masalah di sekolah berupa gangguan belajar sehingga dia jadi suka bolos lalu menghabiskan waktu dengan menongkrong. Kalau dia berasal dari keluarga tidak mampu, dia bisa mendapatkannya lewat mencuri," kata Vera mencontohkan.

Selain itu, kepribadian anak yang bersangkutan bisa ikut menyumbang dalam perilaku bermasalahnya. Ada anak yang terlahir agresif dan mudah terpicu emosi. Tingkat kecerdasan juga berpengaruh, karena biasanya anak yang cerdas akan memikirkan konsekuensi sebelum bertindak. "Pengasuhan orangtua juga berperan penting. Orangtua yang tidak hadir dalam pengasuhan akan membuat anak gagal memenuhi kebutuhan emosionalnya." Faktor lingkungan juga bisa jadi faktor penyumbang.

Perilaku anak menyakiti orang lain seperti yang terjadi di Cinere, menurut Vera, tidak wajar dan merupakan kondisi kompleks yang dialami si anak. Penanganan yang tepat untuk anak yang bertindak kriminal, sarannya, adalah rehabilitasi sosial. Selain dihukum dalam bentuk kerja sosial dalam jumlah jam tertentu, anak juga mesti diberi pendidikan agama dan moral. "Penjara bukan jawaban, malah akan memperburuk perilakunya. Gangguan perilaku sebetulnya bisa dibenahi asal kita punya sumber dan strategi tepat yang membuat anak bisa mengendalikan dirinya."

Hasuna, Noverita