Show yang didukung sejumlah desainer Indonesia, seperti Deden Siswanto, Jeanny Ang, Dina Mediani, Ferry Sunarto, Irna Mutiara, Lenny Agustin, Hari Ibrahim, Anne Avantie, Oka Diputra, Iwan Tirta, Ali Karisma, Musa Widyatmodjo menampilkan rangkaian busana dengan ragam budaya. Antara lain, entitas pesona Minang, Dayak, Betawi, Toraja, Asmat, Aceh, hingga keelokan Bromo.
Rangkaian acara diakhiri dengan peluncuran buku The True Exotic Colours of Indonesia, yakni rangkuman perjalanan tren warna Sariayu selama 26 tahun ini. DR. Martha Tilaar selaku Founder & Chairwoman Martha Tilaar Group mengungkapkan, setelah kuliah lima tahun di Amerika, kembali ke Indonesia ia menerapkan kearifan budaya timur dengan kombinasi kekayaan alam Indonesia yang jumlahnya mencapai 30 ribu spesies. Dalam buku yang kaya informasi ini terangkum sejarah tren warna di Indonesia yang menonjolkan berbagai pesona budaya sejak 1987-2012.
Martha Tilaar Group juga menampilkan demo dan konsultasi kecantikan, talkshow serta promo activity di ruang Cendrawasih, JCC. Acara dikemas interaktif dan inspiratif dengan harapan semakin menginspirasi sekaligus memperkenalkan produk lokal berkualitas internasional pada para pengunjung Indonesia Fashion Week.
"Fashion dan kosmetik tak bisa dipisahkan. Ajang ini menjadi cara menjawab tantangan industri fashion dan kecantikan saat ini. Saat menjadi pembicara dalam World Islamic Economic Forum ke-7 di Kazakhstan, saya mempelajari konsep 3-C yaitu Connect, Collaborate, Compete," ungkap DR. Martha Tilaar. Baginya, Indonesia Fashion Week merupakan sarana untuk menyatukan kekuatan berkompetisi di industri global. Seperti prinsip yang diyakininya, Local Wisdom Go Global. Ia berharap ajang perdana Indonesia Fashion Week kali ini dapat terus berkembang dan mendunia. Maka itu, "Think locally, act global!,"tutur wanita yang telah genap berusia 75 tahun ini.
Ade Ryani